Istanbul (ANTARA News) - Bandara Ataturk adalah bandara terbesar di Turki dan titik penghubung transportasi besar untuk pelancong dari seluruh dunia.

Foto-foto yang diposting di media sosial dari situs serangan teror itu menunjukkan orang-orang terluka telentang di lantai di dalam dan di luar terminal internasional bandara itu.

Sebuah helikopter berputar-putar di atas bandara pada saat lain polisi mengevakuasi bangunan. Lusinan penumpang berjalan lewat pintu belakang sembari membawa koper mereka, demi memanggil taksi. Sedangkan Kedutaan Besar AS menyuruh warga negara AS untuk menjauhi area itu.

Otoritas bandara menangguhkan semua jadwal lepas landas penerbangan dari bandara itu, sedangkan para penumpang diangkut ke hotel-hotel, kata seorang pejabat maskapai Turkish Airlines.

Sejumlah penerbangan lainnya dialihkan, kendati Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan lalu lintas udara sudah normal.

Di AS, Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey bereaksi atas serangan teror itu dengan menurunkan para petugas bersenjata dan patroli visibilitas tinggi di tiga bandara utama di wilayah metropolitan New York.

Turki sudah menderita akibat rangkaian serangan bom tahun ini, termasuk dua serangan bom bunuh diri ke situs-situs wisata di Istanbul yang dilakukan ISIS, dan dua bom mobil di ibu kota Ankara yang dilakukan kelompok militan Kurdi.

Dalam serangan teranyar, sebuah bom mobil menghajar sebuah bus pengangkut polisi di Istanbul pusat pada pagi hari, menewaskan 11 orang dan melukai 36 orang di dekat distrik turis utama, sebuah universitas besar dan kantor wali kota.

Turki yang menjadi bagian dari koalisi anti ISIS pimpinan AS, juga tengah berjuang melawan militan Kurid di bagian tenggara negerinya yang mayoritas penduduknya Kurdi.

Seorang tewas pada 23 Desember 2015 ketika sebuah ledakan menerjang bandara kedua terbesar di Istanbul, Sabiha Gokcen, yang berada di sisi Asia dari kota itu. Sernagan itu dilakukan oleh kelompok militan Kurdi, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016