Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi gelombang tinggi lebih dari 2 meter yang diprakirakan terjadi di perairan Indonesia selama puncak arus mudik 1-5 Juli 2016.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S. Swarinoto menjelaskan bahwa gelombang tinggi dipicu oleh adanya peningkatan kecepatan angin Timuran hingga 50 km/jam yang diprakirakan masih cukup persisten di beberapa wilayah perairan Indonesia bagian Tengah dan Timur.

"Pertumbuhan gelombang tinggi dapat berdampak pada proses arus mudik angkutan Lebaran melalui jalur laut," kata Yunus dalam keterangan persnya, Kamis.

Sedangkan untuk Selatan Jawa-Nusa Tenggara Barat masih terjadi gelombang tinggi yang didominasi penjalaran swell (alun) yang dibangkitkan dari pusat tekanan tinggi subtropis di Samudera Hindia sebelah Barat Australia.

Yunus mengungkapkan, gelombang tinggi terjadi terutama di beberapa wilayah antara lain perairan utara dan barat Aceh, perairan barat Kepulauan Nias dan Mentawai, perairan Kepulauan Enggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan.

Selain itu, potensi gelombang tinggi juga terjadi di perairan selatan Jawa-NTB, Selat Bali bagian selatan, Selat Lombok bagian Selatan, Laut Sawu, Selat Bali bagian Selatan, Selat Lombok bagian Selatan, Laut Sawu, Perairan Selatan Kupang-P. Rote, Laut Flores, Laut Banda, Perairan Selatan Ambon, Perairan Kep. Kai dan Aru, Perairan Kep. Babar dan Tanimbar, Laut Arafuru. Sedangkan untuk penyeberangan utama seperti Merak-Bakaheuni dan Ketapang-Gilimanuk diprakirakan masih relatif aman selama arus mudik.

"Diimbau untuk selalu memperhatikan update informasi cuaca dan gelombang dari BMKG," kata Yunus.


Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016