Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla berharap arus mudik, yang menjadi rutinitas setiap Hari Raya Idul Fitri di Tanah Air, semakin lama menjadi lebih terkendali sehingga tidak ada lagi masyarakat merayakan Lebaran di jalan karena terhambat oleh padatnya arus pulang kampung.

"Jadi memang selalu ada masalah baru dan perlu ada sistem baru dan teknologi baru. Tetapi tahun ini diharapkan lebih baik, sehingga tidak ada orang yang merayakan Lebaran di jalan. Jadi ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya," kata Wapres Kalla di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan persoalan selama arus mudik selalu berubah setiap tahunnya, dan hal itu wajar mengingat perkembangan ekonomi yang otomatis mengikuti kebutuhan masyarakat.

Dahulu, sebagian besar masyarakat menggunakan moda transportasi publik untuk pulang kampung, sehingga masalah perjalanan yang sering ditemui terkait banyaknya warga yang tidak kebagian tiket bus atau kereta api.

"Setiap waktu terjadi perubahan-perubahan masalah. Kalau masih ingat sampai tahun 1990-an, masalahnya ada di bus dan kereta api, berita foto yang menjadi headline adalah gambar anak-anak yang dimasukkan ke gerbong kereta api melalui jendela, atau penumpang bus yang marah-marah karena menunggu lama," jelasnya.

Kini, seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, banyak orang telah memilki kendaraan pribadi baik itu motor maupun mobil.

"Sekarang, karena pendapatan orang semakin tinggi, maka masalah mudik kali ini beralih ke kemacetan di jalan karena orang makin banyak beli mobil. Yang dahulu naik bus, maka sekarang sudah naik pendapatannya sehingga beralih mudik dengan sepeda motor," katanya.

Sehingga, persoalan kemacetan jalur mudik menjadi tantangan yang harus diselesaikan oleh Pemerintah saat ini.

Wapres menjelaskan kemacetan di jalur mudik pun sudah berangsur terurai dengan pembangunan jalan tol yang semakin diperpanjang menuju ke arah timur di Pulau Jawa. Sementara itu juga metode pembayaran jalan tol perlahan-lahan juga beralih ke elektronik supaya memudahkan para pengendara dalam membayar tol.

"Ini juga suatu indikasi bahwa pendapatan masyarakat naik, fasilitas berubah dan sistem juga ikut berubah. Kita tidak bisa kembali ke jaman dulu. Selain itu juga makanya kita kasih cuti bersama tiga hari, satu hari sebelum dan dua hari sesudah Hari Raya, supaya tidak bertumpuk arus perjalanan mudik," ujar Wapres.


Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016