Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memantau perkembangan rencana investasi perusahaan rel kereta api asal Amerika Serikat yang sebelumnya menjalin kesepakatan bisnis di hadapan Presiden Jokowi Oktober 2015 lalu.

Melalui siaran pers di Jakarta, Jumat, disebutkan perusahaan rel kereta api AS itu menyampaikan minatnya untuk mengembangkan fasilitas produksi lokomotif Indonesia dalam jangka 5-10 tahun mendatang.

"Pekan lalu mereka menandatangani kerja sama terkait pemeliharaan 150 lokomotif dengan BUMN kereta api di Indonesia, ke depan mereka akan mengembangkan locomotive service center serta fasilitas produksi lokomotif," kata Kepala BKPM Franky Sibarani.

Franky mengatakan kerja sama perusahaan rel kereta AS dengan BUMN kereta api di Indonesia tersebut tentu positif dalam upaya untuk meningkatkan investasi dari Amerika Serikat.

"Masuknya investor sejalan dengan upaya pemerintah mengembangkan berbagai sarana transportasi termasuk kereta api," lanjutnya.

Franky juga menilai ketersediaan rel kereta api sebagai sarana infrastruktur transportasi akan berdampak positif pada sektor-sektor investasi lainnya.

"Dampaknya sangat signifikan karena ini akan membantu kelancaran arus barang dan penumpang di daerah-daerah yang dilewati oleh jalur kereta api tersebut," tuturnya.

Rencana investasi tersebut disampaikan dalam pertemuan dengan perusahaan Rabu (29/6) di Chicago, Amerika Serikat di sela kunjungan kerja BKPM ke negeri Paman Sam.

Selain bertemu dengan perusahaan rel kereta api AS tersebut, Franky juga menjadi pembicara utama dalam "business forum" yang diselenggarakan pada hari yang sama atas kerja sama BKPM, IIPC New York dan KJRI Chicago.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 25 peserta yang terdiri dari perusahaan di bidang farmasi, pertambangan, produk rumah tangga, transportasi, ketenagalistrikan dan asosiasi bisnis.

Pada kesempatan tersebut Franky menyampaikan presentasi terkait kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong investasi yang terdiri dari pembangunan infrastruktur yang masif dan kebijakan deregulasi untuk kemudahan investasi.

Selanjutnya, Franky dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Kamar Dagang Amerika-Indonesia (America-Indonesia Chamber of Commerce) di New York pada Jumat yang juga dihadiri perusahaan-perusahaan ekuitas swasta dan jasa keuangan, asosiasi bisnis, lembaga "think tank" serta media.

Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi, dari data yang dimiliki oleh BKPM pada tahun 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai 893 juta dolar AS, terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen senilai 4,8 miliar dolar AS yang terdiri dari 76 proyek.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016