Jakarta (ANTARA News) - Setiap lebaran tiba selalu ada selaksa kisah yang menyertainya sebagaimana mudik di dalamnya.

Mudik lebaran pun menjadi ritual yang tak pernah lekang untuk ditinggalkan.

Hingga H-4 menjelang lebaran tahun ini, arus mudik dari ibukota dan sekitarnya menuju daerah lain terus mengular bahkan mencapai puncaknya.

Mulai dari Merak, Banten, misalnya ribuan pemudik berkendara mobil pribadi dan sepeda motor yang tiba secara bergelombang di Pelabuhan Merak, Banten, dari Jumat malam hingga Sabtu dini hari terpaksa menunggu dua sampai tiga jam sebelum dapat diseberangkan ke Bakauheni, Lampung.

Sementara dari Jakarta Timur, Kepala Terminal Kampung Rambutan Jakarta Emiral August Dwinanto mengatakan jumlah pemudik dari terminal ini mulai meningkat pada H-5 Lebaran 2016, yaitu sebanyak 10.475 penumpang.

"Dari data yang kami catat, pada H-5 (Jumat, 1/7) mulai pukul 08.00 WIB hingga Sabtu (2/7) pagi, jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 10.475 orang," katanya.

Sebaliknya justru di Terminal Kalideres, Jakarta Barat yang pada H-4 Lebaran tahun ini cenderung lebih sepi dibandingkan periode yang sama musim mudik Lebaran tahun lalu dan dua tahun ke belakang.

Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnain mengatakan sepinya pemudik tersebut dilihat dari penurunan jumlah pemudik yang drastis, yakni mencapai 50 persen.

"Perbedaanya jauh dengan tahun lalu, ini memang sesuai seperti apa yang Kemenhub perkirakan," katanya.

Senada juga terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok yang jumlah penumpangnya mengalami penurunan hingga hampir 20 persen pada Lebaran 2016 dibandingkan dengan Lebaran 2015.

Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Bay M Hasani mengatakan, penurunan tersebut tercatat dari H-18 hingga H-4 Lebaran 2016, yaitu hanya 8.200 penumpang dibandingkan dengan periode yang sama Lebaran 2015, untuk kategori penumpang naik ke kapal (embarked).


Menyeberang Pulau

Seiring semakin dekatnya lebaran, sebanyak 270.025 pemudik yang diangkut oleh kapal feri telah menyeberang ke Pulau Sumatera dari Pelabuhan Merak, Banten, menuju Bakauheni, Lampung.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Danang S Baskoro mengatakan, sejak Kamis (30/6) pagi hingga Jumat (1/7) terjadi peningkatan lalunlintas pemudik yang hendak menyeberang ke Bakauheni, khususnya penumpang pejalan kaki maupun kendaraan roda empat (pribadi).

Sedangkan di jalur darat, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyebutkan jumlah pemudik yang berangkat dari Stasiun Gambir Jakarta mulai meningkat menjelang sore hari pada H-4 atau Sabtu (2/7).

"H-5 hingga H-3 merupakan perjalanan puncak untuk pemudik," kata Senior Manager Humas PT KAI Daop I Jakarta Bambang S Prayitno.

Sementara itu, di jalur darat non-kereta, sebanyak 117.800 kendaraan tercatat telah melintasi gardu masuk tol Jakarta-Cikampek selama 12 jam pada Jumat malam sampai Sabtu pagi (H-4 Lebaran).

"Jumlah kendaraan yang masuk tersebut mulai Jumat (1/7) pada pukul 18.00 sampai Sabtu pukul 06.00 WIB," kata Kepala Gerbang Tol Jakarta-Cikampek, Hervian.

Gelombang arus mudik tahun ini sebagaimana tahun-tahun sebelumnya juga terakomodir dalam angkutan mudik gratis bersama instansi atau perusahaan tertentu.

Misalnya saja Indofood yang memfasilitasi sekitar 4.500 pedagang warung makan mie instan di DKI Jakarta untuk mengikuti mudik bersama.

Direktur Indofood CBP Taufik Wiraatmadja di kawasan parkir Gondola, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, melepas keberangkatan rombongan mudik bersama, yang sebelumnya telah dilakukan oleh Indofood selama 22 kali sejak 1994 sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.

Tak ingin ketinggalan dengan perusahaan swasta, sebagai pelat merah, BPJS Ketenagakerjaan pun memberangkatkan 10.020 pekerja dan keluarganya yang berada di delapan kota untuk mudik gratis ke kampung halaman dengan menggunakan 185 bus yang disediakan BPJS Ketenagakerjaan.

Tak hanya itu, berbagai kalangan termasuk partai politik pun menggelar acara mudik gratis sebagai bentuk kepeduliannya kepada masyarakat.


Padati Perbelanjaan

Lebaran memang menyimpan kisah tersendiri tidak cuma bagi mereka yang mudik ke kampung halaman.

Bagi masyarakat yang tidak mudik, menjelang hari raya, sebagian besar memadati pusat-pusat perbelanjaan.

Misalnya di Jakarta, masyarakat ibukota banyak yang menghabiskan waktunya di sejumlah pusat perbelanjaan ternama.

Dari pantauan Antara di salah satu pusat perbelanjaan di ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat, pengunjung semakin ramai memenuhi pusat perbelanjaan itu sejak siang hari.

Tidak seperti hari biasa, kali ini para pengunjung yang berbelanja juga duduk lesehan di lantai sejumlah titik pusat perbelanjaan itu seperti lobi pintu utama, pintu timur, dan pintu selatan, bahkan di sisi luar pusat perbelanjaan itu.

Tahun ini, rupanya busana terusan atau gamis dengan aksen tangan menjuntai yang dikenal sebagai "model kelelawar" menjadi baju yang banyak diincar menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah.

"Gamis kelelawar masih yang paling laku saat ini," kata Asri (34), salah satu pedagang busana muslim di Blok A Pasar Tanah Abang.

Menurut dia, salah satu model pakaian wanita tersebut masih lebih banyak peminatnya dibandingkan busana Syari, yakni gamis panjang dengan jilbab lebar, yang juga menjadi tren pakaian muslim pada 2015.

Tak melulu fashion, kuliner adalah cerita panjang tersendiri yang melengkapi selaksa lebaran dari tahun ke tahun hingga selalu ada cerita yang tak pernah habis untuk dikisahkan.

(H016)

Oleh Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016