Dhaka (ANTARA News) - Tujuh militan yang menewaskan 20 orang di sebuah restoran Dhaka tidak mengajukan tuntutan dan seorang di antaranya yang ditangkap hidup-hidup oleh polisi menolak klaim kelompok ISIS sebagai yang bertanggung jawab.

Orang-orang bersenjata menyerbu restoran kelas atas di zona diplomatik Jumat dan menewaskan sandera sebagian besar non-Muslim, termasuk sembilan warga Italia, tujuh Jepang dan warga Amerika Serikat serta India, masing-masing satu orang.

Tiga dari enam pria bersenjata yang tewas masih berusia di bawah 22 tahun dan telah hilang selama enam bulan, Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan kepada Reuters dalam sebuah wawancara di rumahnya di Dhaka.

Polisi dan pejabat pemerintah mengatakan para penyerang berasal dari keluarga Bangladesh, dan tidak ada indikasi bahwa radikalisasi melebarkan ruang lingkup.

Sebelumnya, ISIS mengklaim sebagai yang tertanggung jawab dalam serangan itu dan menarget para warga negara Barat.

Klaim juga disertai posting gambar lima pejuang menyeringai di depan sebuah bendera hitam yang dikatakan terlibat dalam serangan itu, menurut situs pemantauan SITE.

Tapi Khan mengatakan ISIS tidak terlibat, militan dalam negeri lah yang bertanggung jawab dalam serangkaian pembunuhan di negara itu selama 18 bulan terakhir, termasuk yang terbaru.

Ditanya tentang foto, menteri menunjuk ke dinding di belakangnya dan berkata: "Jika saya menetapkan poster ISIS di sini dan berdiri dengan senapan mesin, itu akan membuktikan bahwa ISIS di sini"

Menteri menyalahkan Jamaat-ul-Mujahideen Bangladesh, yang mengklaim mewakili negara Islam di Bangladesh tetapi tidak memiliki link yang membuktikan itu.

Pakar keamanan percaya bahwa tersangka, yang dirawat di rumah sakit dengan luka serius, akan menjadi sangat penting untuk penyelidikan serangan. Khan mengatakan tidak jelas apakah dia terlibat.

ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas dua pemboman semalam di Baghdad yang menewaskan hampir 120 orang dan melukai 200, kebanyakan dari mereka di daerah perbelanjaan sibuk sementara warga merayakan bulan puasa Ramadhan.

Bereaksi dalam dua serangan selama tiga hari terakhir, Paus Francis meminta orang yang menghadiri doa siang di Vatikan di Roma untuk berdoa bagi para korban dan keluarga mereka.

Minggu malam di Bangladesh, ratusan pria, wanita dan anak-anak menyalakan lilin dekat Dhaka Shaheed Minar (Martir Monument) untuk menghormati mereka yang kehilangan nyawa mereka.

"Kami tidak ingin ini," Nasima, seorang pekerja industri tekstil, kepada Reuters Television. "Tolong hentikan ini, menghentikan ini, menghentikan ini dari masyarakat kita, dari negara kita, saya ingin hidup dalam damai."

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016