Pekanbaru (ANTARA News) - Pasukan Khas TNI AU 462/Pulanggeni Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, yang juga menjadi bagian Satgas Kebakaran Lahan dan Hutan Provinsi Riau, memusnahkan barak pembakar lahan di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Pelalawan.

"Ini adalah bentuk peringatan keras kita kepada pelaku pembakar lahan yang sengaja membakar kawasan TNTN," tegas Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Marsma Henri Alfiandi, kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu.

Dia mengatakan, barak semi permanen serta dilengkapi dengan sumber listrik panel surya itu memang menjadi target petugas yang melakukan pemadaman melalui jalur udara dalam beberapa hari terakhir. Selain gubuk, juga terlihat ada jalan setapak yang dibangun untuk menuju lokasi tersebut.

Informasi yang dirangkum dari Satgas Karlahut Riau, kebakaran di kawasan yang ditetapkan sebagai raman nasional sejak 2014 itu mencapai 100 hektare dalam beberapa hari terkahir. Dari pantauan udara, di kawasan tersebut ada pembalakan liar dan upaya konsesi.

Danlanud menduga bahwa kawasan itu sengaja dibakar oleh pelaku yang sudah terorganisir.

Dia mengatakan, pada saat tim gabungan TNI, Polri, dan BPBD Riau mencapai lokasi tersebut, sudah tidak ditemukan penghuninya.

"Namun, kita duga mereka baru saja pergi. Kemungkinan setelah kami patroli dan melakukan pengeboman air mereka meninggalkan barak," jelasnya.

Sementara itu, di barak itu petugas menemukan dua jerigen besar minyak untuk membakar lahan.

Dia menegaskan,tidak akan tinggal diam sebagai pemadam kebakaran melainkan akan mengambil tindakan tegas bila menemukan pelaku yang sengaja membakar lahan.

Kebakaran lahan dan hutan di Riau menjelang libur Lebaran ini terus meningkat.

Selain di Pelalawan, kebakaran juga terpantau di sejumlah wilayah lainnya seperti Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir.

BMKG Pekanbaru merilis titik panas di Riau melonjak tajam yang mencapai 49 pada Selasa (5/7).

Satgas Karlahut Riau menyatakan akan terus menyiagakan personel guna melakukan patroli pencegahan dan penanggulangan selama Idul Fitri 1437 Hijriah.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016