Kupang (ANTARA News) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Nusa Tenggara Timur mengapresiasi warga nelayan beragama Kristen yang terlibat aktif dalam kegiatan "Takbiran Samudera" pada Selasa (5/7) malam di Kupang.

"Kami mengapresiasi dan sangat luar biasa teman-teman nelayan beragama Kristen yang secara aktif mengikuti gema Takbiran Samudera dari Pantai Namosain ke Kelapa Lima Kupang pada malam takbiran hingga selesai," kata Wakil Ketua HNSI NTT Muhamad Maasin kepada Antara di Kupang, Sabtu.

Muhamad Maasin yang juga menjadi panitia "Takbiran Samudera" mengatakan keterlibatan warga Kristen dalam kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela dengan menyiapkan tambahan logistik dan sarana kapal bagi para peserta takbiran laut.

Menurut dia. kegiatan ini sebagai bukti nyata bahwa nilai-nilai toleransi tetap terpelihara di kalangan masyarakat nelayan khususnya di Kota Kupang.

"Ini menunjukkan bahwa kegiatan keagamaan takbiran tidak hanya milik kelompok agama tertentu saja namun menjadi kegiatan bersama untuk memperat tali persudaraan," katanya.

Menurut dia, Takbiran Samudera akan terus dilakukan sebagai tradisi keagamaan yang dalam mempererat nilai-nilai toleransi antarumat beragama di Kupang.

Menanggapi upaya Wali Kota Kupang Jonas Salehan mendorong kegiatan Takbiran Samudera sebagai ikon pluralisme Kota Kupang, ia berharap pemerintah terus memberikan dukungan kepada penyelenggara kegiatan agar tetap berjalan di tahun-tahun yang akan datang.

Sebelumnya, Wali Kota Kupang Jonas Salehan mengatakan kegiatan Takbiran Samudera perlu dilakukan secara berkala sehingga dapat menjad ikon pluralisme di Kota Kupang.

"Kegiatan keagamaan ini harus terus dilakukan secara berkala sehingga bisa menggema dan mencermintakn keharmonisan kehidupan umat beragama di Kota Kupang," kata Jonas dalam sambuatan pelepasan peserta takbiran laut.

Muhamad Maasin menambahkan kegiatan Takbiran Samudera sudah dua kali diselenggarakan dan tetap melibatakan umat Kristen.

"Dalam kegiatan keagaaman Kristen seperti Hari Raya Paskah juga melibatkan warga nelayan muslim dalam kepanitiaan sehingga toleransi antar agama tetap menjadi tanggung jawab bersama," katanya.

Ia berharap pemerintah setempat terus memberikan dukungan berupa pendanaan untuk penyelenggaraan kegiatan keagamaan tersebut di masa mendatang.

"Takbiran laut sebelumnya dilakukan dengan biaya swadaya namun akhirnya bisa berjalan lancar, ke depan kami berharap pemerintah bisa memberikan perhatian berupa dukungan dana karena swadaya tidak cukup untuk melibatkan orang dalam jumlah banyak," demikian Muhamad Maasin.

(KR-ALS/I006)

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016