Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat tipis satu poin menjadi Rp13.105 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.106 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah bergerak mendatar namun masih dalam area penguatan terhadap dolar AS. Akumulasi sentimen domestik dan luar negeri menjadi faktor yang menjaga laju nilai tukar domestik," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, respon pelaku pasar uang terhadap kebijakan pengampunan pajak yang telah disetujui oleh DPR pada akhir Juni lalu serta hasil pemilu sementara Jepang seiring dengan kemenangan koalisi partai yang mendukung Shinzo Abe menjadi faktor penopang nilai tukar domestik.

"Pengampunan pajak akan menambah fiskal negara. Sementara kemenangan Shinzo Abe memberi peluang stimulus moneter, situasi itu dapat mendukung perkembangan ekonomi di kawasan Asia," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, laju sejumlah mata uang global yang cenderung menguat terhadap dolar AS menambah momentum bagi rupiah. Mulai adanya perbaikan pada mata uang euro dan di kawasan Asia menjadi salah satu katalis positif bagi mata uang domestik.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa data indeks kepercayaan konsumen Indonesia per Juni 2016 yang diperkirakan naik akan turut menjaga laju mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Kendati demikian, lanjut dia, ruang penguatan rupiah diproyeksikan mulai terbatas melihat turunnya harga komoditas dunia seiring dengan harga minyak mentah yang berfluktuasi cenderung melemah.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016