Berlin (ANTARA News) - Pelatih baru Bayern Munich Carlo Ancelotti tidak berencana untuk merombak fondasi yang diletakkan pendahulunya Pep Guardiola, dan berkata ia akan mencoba untuk meneruskan tradisi klub dengan sepak bola menyerang ketika musim baru dimulai pada Agustus.

Pria Italia itu memiliki sepatu-sepatu yang lebih besar untuk diisi ketika Guardiola, yang pindah ke klub Liga Inggris Manchester City pada bulan ini, memenangi tiga gelar Liga Jerman secara beruntun sepanjang masa baktinya di Allianz Arena.

"Saya tahu benar bahwa gaya yang dimainkan Bayern Munich adalah sepak bola menyerang dan kami ingin memainkan sepak bola menyerang. Saya suka untuk memainkan sepak bola menyerang," kata Ancelotti pada konferensi pers yang dilakukan pada Senin.

"Saya tidak berada di sini untuk membuat revolusi karena pekerjaan yang dilakukan Guardiola di sini begitu fantastis, dan saya ingin mengikuti gayanya. Saya tidak berpikir gaya bermain kami akan berubah banyak dibanding tahun lalu. Sistemnya kurang lebih akan sama."

Meski dominan di level domestik, masa kerja tiga tahun Guardiola tidak berarti sukses secara keseluruhan di mana mereka gagal merengkuh gelar Liga Champions.

Ancelotti mengatakan mustahil untuk memprediksi apakah ia akan mampu lebih baik lagi.

"Tentu saja semua orang ingin memenangi Liga Champions, bukan hanya satu tim yang memenanginya," tambah Ancelotti, yang merupakan satu-satunya pelatih yang pernah menjuarai Liga Champions sebanyak tiga kali.

"Saya tahu bahwa Bayern memiliki sejaah fantastis di Liga Jerman di Liga Champions. Satu-satunya hal yang tidak dapat kami kendalikan adalah hasil -- jika saya dapat mengendalikan hasil juga maka saya akan menjadi seorang pesulap, namun saya hanya seorang manajer."

Dengan pengalaman pernah mengarsiteki AC Milan, Paris St Germain, Chelsea, Juventus, dan Real Madrid, Ancelotti mengatakan bahwa ia telah terbiasa dengan tekanan yang datang ketika mengambil pekerjaan untuk melatih klub-klub yang menargetkan kesuksesan di Liga Champions.

"Banyak orang menanyakan mengenai tekanan -- saya terbiasa dengan hal itu. Saya memiliki keberuntungan dalam karier saya untuk dapat melatih tim-tim papan atas -- semua tim papan atas yang menginginkan kemenangan, namun sejujurnya saya tidak merasakan tekanan karena saya terbiasa dengan hal itu," kata pria 57 tahun ini.

Bayern akan memulai upaya mereka mempertahankan gelarnya dengan menghadapi Werder Bremen pada 26 Agustus, demikian Reuters.

(H-RF)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016