Nairobi (ANTARA News) - Kenya melakukan investigasi atas laporan media bahwa dokter-dokter dari negara benua Afrika tersebut memberikan obat-obat terlarang terhadap atlet-atlet atletik Inggris yang datang untuk berlatih, kata Menteri Olahraga Kenya Hassan Wario, Selasa.

Rekaman tersembunyi yang diambil Sunday Times memperlihatkan dua dokter Kenya dan seorang asisten mengaku bahwa mereka telah memberi obat perangsang EPO terhadap atlet-atlet Inggris.

Wario mengatakan, pemerintah telah meminta badan antidoping Kenya (ADAK) menghubungi badan antidoping Inggris (UKAD) untuk mendapat informasi dan membantu penyelidikan lanjutan.

"Kami memperhatikan hal ini secara serius, yang muncul menjelang Olimpiade," katanya.

Menurut dia ada indikasi hubungan yang kurang bagus antara atlet-atlet Kenya dan ofisial ketika pemusatan latihan untuk Olimpiade dimulai di Kipchoge Keino, Eldoret, 350 km baratlaut ibukota Nairobi.

Ketua tim atletik Olimpiade Kenya Wesley Korir mengungkapkan masalah tersebut ketika ia menuntut perbaikan manajemen tim, peningkatan uang saku, dan meminta diakhirnya kasus dugaan pelecehan oleh pejabat antidoping terhadap atlet.

Ketika memberi sambutan saat kunjungan Wario dan pejabat lainnya, Korir tiba-tiba mencaci pejabat-pejabat yang hadir dengan menuduh pemerintah dan Komite Olimpiade Kenya (NOC-K) bertindak ceroboh.

"Atlet-atlet tidak senang karena pengaturan yang buruk di sini. Saya telah merencanakan untuk mundur sebagai kapten tim," kata Korir, juara lari Boston Marathon 2012.

"Saya memastikan mereka (para pejabat) tidak mengerti olahraga, sementara mereka yang lebih tahu kini hanya sebagai budak dalam industri. Kita harus mengubah hal ini," kata Korir yang kini juga anggota parlemen di Kenya.

Korir prihatin atas ADAK yang tidak profesional dalam bertugas melakukan tes doping. "Pagi ini ada beberapa orang dari ADAK datang untuk melakukan tes doping. Sikap mereka sangat tidak profesional, bahkan melecehkan kami. Mereka hanya ramah pada saya karena saya anggota parlemen." katanya.

Menteri tidak merespons tuduhan itu, sementara ketua kontingen Olimpiade Kenya Stephen Arap Soi mengatakan bahwa dugaaan tersebut tidak berdasar.

"Kami berkomitmen untuk mengetes atlet yang berangkat ke Rio. Petugas hanya melakukan tugasnya, dan saya lihat tuduhan tadi tidak berdasar," kata Soi, seperti dilaporkan Reuters.

(Uu.T004)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016