Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti mengumumkan mereka menemukan fosil dinosaurus pemakan daging yang ganas di Argentina, dikenal memiliki lengan pendek seperti T-rex tetapi berasal dari cabang yang berbeda dari satu pohon keluarga.

The Gualicho Shinyae atau Gualicho, adalah theropoda (salah satu kelompok dinosaurus) berkaki dua, dinosaurus berjenis mirip burung.

Ia membentang sepanjang enam meter dari kepala hingga kaki dengan perkiraan berat badan mencapai 450 kilogram.

Makhluk ini menyerupai Tyrannosaurus rex, tapi Gualicho ditemukan di bagian utara wilayah Patagonia Argentina dan bukan kerabat dekat raja dinosaurus.

Gualicho berevolusi secara independen, nenek moyang bersenjata pendek, merupakan petunjuk yang dapat membantu para peneliti lebih memahami bagaimana hewan punah itu berevolusi.

"Ini adalah keturunan yang sama sekali berbeda. Kami hanya membeku ketika menyadari itu," Sebastian Apesteguia atau Pete, seorang peneliti dari Dewan Riset Teknis dan Ilmu Pengetahuan Nasional Argentina menyampaikan di Buenos Aires dilansir AFP.

Penelitian tentang Gualicho dalam jurnal ilmiah Plos One dipimpin oleh Pete dan Ruben Juarez Valieri, spesialis dalam dinosaurus karnivora di provinsi Rio Negro Argentina.

Nama Gualicho diambil untuk menghormati dewa adat lokal dengan kekuasaan atas binatang dan angin.

Sementara Shinyae adalah untuk menghormati Akiko Shinya, kepala preparator fosil di Field Museum, Chicago, yang menemukan kerangka lengkap saat bekerja di penggalian.

"Kami menemukan Gualicho di akhir ekspedisi. Ini hari terakhir, anda sebaiknya menemukan sesuatu yang baik!," lelucon Pete, merujuk Peter Makovicky, kurator dinosaurus dari Field Museum.

"Dan kemudian aku seperti menemukan sesuatu. Aku bisa langsung tahu bahwa semuanya itu baik," ujarnya.

Makovicky mengatakan, Gualicho adalah jenis dinosaurus mosaik , memiliki fitur berbeda dari yang biasa terlihat di berbagai jenis theropoda.

"Ini benar-benar tidak biasa, berbeda dari dinosaurus karnivora lain yang ditemukan dalam formasi batuan yang sama, dan itu tidak cocok dengan kategori apapun," katanya.

"Dengan mempelajarj lebih banyak tentang bagaimana anggota tubuh bagian depan berkurang berkembang, kita mungkin dapat mencari tahu mengapa mereka berevolusi," tambah Makovicky .

Diketahui, sebagian besar fosil berada di Museum Ilmu Pengetahuan Nasional Patagonia dan museum provinsi di kota Argentina Cipolletti.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016