Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi XI DPR Marwan Cik Asan meminta Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia dapat rembug dalam beberapa hari ke depan soal asumsi makro RAPBN 2017, terutama terkait pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah.

"Satu dua hari ke depan kami harapkan Kemenkeu dan BI adakan pertemuan bilateral, karena masih ada perbedaan signifikan terkait pertumbuhan ekonomi dan kurs rupiah," ujar Marwan saat rapat kerja dengan pemerintah di Jakarta, Kamis.

Pemerintah mengajukan asumsi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3-5,9 persen dalam RAPBN 2017, sedangkan Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2017 di kisaran 5,2-5,6 persen.

Sementara itu, untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pemerintah mengajukan asumsi rupiah di kisaran Rp13.650-Rp.13.900 per dolar AS. Sedangkan Bank Indonesia memproyeksikan nilai tukar rupiah di kisaran Rp13.300-Rp13.600 per dolar AS.

Menurut Marwan, kedua lembaga tersebut bisa mengerucutkan lagi asumsi pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah menjadi lebih realistis dan tidak berbeda signfiikan.

"Memang optimisme harus kita jaga, tapi target yang terlampau optimistis juga akan buat kita frustrasi. Jadi kita beri rakyat optimisme tapi yang realistis," kata Marwan.

Untuk tahun ini, pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen dalam APBNP 2016. Sementara untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp13.900 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016