Nice, Prancis (ANTARA News) - Pria yang menabrakkan sebuah truk ke kerumunan massa di pesta kembang api Hari Bastille di Nice yang menewaskan sedikitnya 84 orang "sama sekali tidak dikenali" badan intelijen, kata seorang jaksa Prancis pada Jumat (15/7) waktu setempat.

Mohamed Lahouaiej-Bouhlel "sama sekali tidak dikenal badan intelijen... dan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda radikalisasi," kata jaksa antiteror Francois Molins.

Molins, yang memimpin penyelidikan atas pembantaian di Nice tersebut, mengatakan serangan itu "sejalan dengan seruan membunuh" yang biasa dilakukan kelompok teror jihad.

Otoritas mengatakan Lahouaiej-Bouhlel, pria kelahiran Tunisia berusia 31 tahun, memacu truknya melewati kerumunan massa di Kota Riviera Prancis tersebut, menewaskan sedikitnya 10 anak dan remaja, dan melukai 202 orang.

Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan serangan itu "tidak diragukan lagi aksi teroris,", demikian AFP.

Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016