Kekhawatiran bila fasilitas layanan kesehatan dan tenaga kesehatan, khususnya dokter anak, akan kehilangan kepercayaan adalah sesuatu hal yang berlebihan. Yang terpenting, fasilitas layanan kesehatan dan tenaga kesehatan bekerja secara profesional,"
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan fasilitas layanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang sudah bekerja secara profesional tidak akan dikaitkan dengan kasus vaksin palsu dan tetap akan dipercaya oleh masyarakat.

"Kekhawatiran bila fasilitas layanan kesehatan dan tenaga kesehatan, khususnya dokter anak, akan kehilangan kepercayaan adalah sesuatu hal yang berlebihan. Yang terpenting, fasilitas layanan kesehatan dan tenaga kesehatan bekerja secara profesional," kata Saleh dihubungi di Jakarta, Senin.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan bila kemudian ada pihak-pihak di fasilitas layanan kesehatan atau tenaga kesehatan yang dinyatakan terlibat dalam peredaran vaksin palsu, masyarakat tidak akan kehilangan kepercayaan kepada mereka yang profesional.

Menurut Saleh, pengungkapan nama-nama fasilitas layanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang diduga menggunakan vaksin palsu bukan untuk menghakimi, melainkan menjawab keingintahuan publik.

Dengan begitu, semua pihak memiliki hak untuk mengawasi proses penyelesaian kasus vaksin palsu. Bila terlihat ada penyimpangan dalam penyelesaiannya, Saleh meminta siapa pun untuk melaporkan kepada Satuan Tugas Kementerian Kesehatan, Kepolisian atau DPR.

"Para tersangka tentu tidak akan dihukum sebelum ada proses peradilan. Asas praduga tak bersalah selalu akan dikedepankan," ujarnya.

Sebelumnya, melalui media sosial dan layanan pesan singkat beredar tulisan yang tampaknya ditulis oleh salah satu pemilik atau pimpinan fasilitas layanan kesehatan yang namanya termasuk ke dalam daftar terduga pengguna vaksin palsu.

Penulis merasa mengalami penghakiman karena nama fasilitas layanan kesehatan yang diduga menggunakan vaksin palsu diungkap secara terbuka, sementara para pembuat dan pengedar vaksin palsu yang sedang diperiksa polisi bahkan baru disebutkan inisialnya.

Dia juga merasa sebagai korban yang tertipu oleh para pembuat dan pengguna vaksin palsu. Pada saat itu, dia mengaku berusaha mencari alternatif distributor vaksin lain karena BUMN yang memproduksi vaksin belum juga mengirim vaksin yang dipesan.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016