Analisis kami menunjukkan bahwa pada akhir misi K2, kami bisa menemukan dua kali lipat atau tiga kali lipat planet-planet relatif kecil yang mengorbiti bintang-bintang terang
Washington (ANTARA News) - Tim astronom internasional pada Senin (18/7) mengumumkan penemuan 100 lebih planet asing dalam misi K2 menggunakan pesawat antariksa Kepler milik Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Tim seluruhnya mengamati 197 kandidat planet yang ditemukan menggunakan data dari tahun pertama misi K2 dan memverifikasi keberadaan 104 planet baru yang mengorbiti bintang-bintang di luar tata surya kita.

Satu set planet paling menarik yang ditemukan adalah sistem planet yang tersusun atas empat planet yang potensial mirip Bumi menurut makalah tim peneliti yang dipublikasikan daring di Astrophysical Journal Supplement Series.

Keempat planet yang ukuran diameternya antara 20 dan 50 persen lebih besar dari Bumi itu mengorbit bintang kerdil M, K2-72, yang ditemukan 181 tahun cahaya dari arah konstelasi Aquarius.

Bintang induk besarnya kurang dari separuh ukuran matahari dan kurang terang dibandingkan dengan matahari. Periode orbital planet-planetnya berkisar antara lima setengah sampai 24 hari, dan dua di antaranya bisa mengalami tingkat iradiasi dari bintang mereka sebanding dengan Bumi.

Terlepas dari orbitnya yang sempit, lebih dekat dari orbit Merkurius mengitari matahari, kemungkinan kehidupan bisa muncul dari planet yang mengitari bintang semacam itu bisa dikesampingkan menurut penulis utama studi Ian Crossfield dari Lunar and Planetary Laboratory di University of Arizona.

"Karena bintang-bintang yang lebih kecil ini sangat umum di Bima Sakti, bisa jadi kehidupan terjadi lebih sering di planet-planet yang mengorbit bintang-bintang merah yang dingin ketimbang planet-planet yang mengitari bintang-bintang seperti matahari kita," kata Crossfield dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Xinhua.

Diluncurkan Maret 2009, Kepler adalah misi pertama pesawat antariksa NASA untuk menemukan planet-planet layak huni seukuran Bumi dengan mengukur keterangan bintang akibat planet yang lewat di depan bintang induk.

Dalam misi awalnya, Kepler menyurvei sepetak langit di belahan Bumi utara, mengukur frekuensi planet-planet yang ukuran dan temperaturnya mungkin serupa dengan Bumi yang mengorbiti bintang-bintang serupa matahari.

Tahun 2013, Kepler kehilangan kemampuan untuk secara tepat menatap area target aslinya, tapi melanjutkan pencarian untuk menemukan planet-planet baru setelah perbaikan yang menciptakan kehidupan kedua teleskop yang disebut misi K2.

"Analisis kami menunjukkan bahwa pada akhir misi K2, kami bisa menemukan dua kali lipat atau tiga kali lipat planet-planet relatif kecil yang mengorbiti bintang-bintang terang," kata Crossfield.

"Dan karena planet-planet ini mengorbit bintang-bintang terang, kami akan lebih mudah mempelajarinya, apakah mengukur massanya...atau mengukur susunan atmosfernya."

Penerjemah: Maryati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016