Masih belum adanya sentimen yang signifikan yang mampu mempengaruhi pasar membuat fluktuasi rupiah cenderung konsolidasi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak mendatar atau stagnan di posisi Rp13.074 per dolar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa pelaku pasar uang di dalam negeri masih fokus mencermati realisasi program amnesti pajak setelah dimulainya pelaksanaan, kondisi itu membuat rupiah hanya cenderung bergerak konsolidasi.

"Masih belum adanya sentimen yang signifikan yang mampu mempengaruhi pasar membuat fluktuasi rupiah cenderung konsolidasi," katanya.

Namun, ia memproyeksikan bahwa potensi rupiah kembali bergerak di area positif masih terbuka mengingat program amnesti pajak oleh pemerintah akan memicu dana repatriasi masuk ke dalam negeri sehingga mata uang domestik dapat masuk ke dalam tren penguatan secara jangka menengah-panjang.

Di sisi lain, lanjut dia, kondisi dolar AS yang masih melemah terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia juga akan turut mendorong rupiah kembali melanjutkan apresiasi dan keluar dari area konsolidasi.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan bahwa laju rupiah tertahan setelah sempat menguat pada sesi pagi akibat harga minyak yang berpotensi melemah dibayangi kenaikan persediaan di Amerika Serikat.

"Peningkatan persediaan minyak mentah di AS memperkuat kekhawatiran tentang akan semakin melimpahnya pasokan di pasar global. Kondisi itu mempengaruhi mata uang komoditas, termasuk rupiah," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.086 dibandingkan hari sebelumnya Senin (18/7) Rp13.112.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016