Jakarta (ANTARA News) - Dalam Intel Innovation Fair 2016, perangkat "Jari Jemari Buta" berhasil mengantarkan Mada Karipura menjadi juara pertama.

"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pendidikan di Indonesia melalui partisipasi aktif dalam program-program edukasi, serta memberikan akses teknologi yang memungkinkan munculnya inovator masa depan," kata Harry K Nugraha, Manajer Wilayah Intel Indonesia, dalam pernyataannya, di Jakarta, Rabu.

"Seperti Mada Karipura dengan karya inovatifnya "Jari Jemari Buta" yang membantu aktivitas penyandang tuna netra dengan memanfaatkan teknologi Intel," sambung dia.

Karipura, lulusan SMA Negeri 2 Batu, Malang, Jawa Timur, telah mengembangkan prototipe perangkat yang dapat membantu aktivitas orang dengan gangguan atau kehilangan penglihatan.

Awalnya, dia mengembangkan perangkat ini dengan tujuan untuk membantu aktivitas para manula yang terbatas gerak tubuhnya sebagaimana dialami neneknya sendiri.

"Setelah beberapa kali percobaan dan atas usulan dari berbagai pihak, saya menyadari bahwa perangkat tersebut akan lebih bermanfaat jika dikembangkan untuk membantu aktivitas bagi para tuna netra," ujar Mada.

"Perangkat ini kemudian dinamakan "Jari Jemari Buta" karena berbentuk seperti jari-jari tangan dan dipasang pada jari-jari tangan penggunanya," lanjut dia.

Perangkat "Jari Jemari Buta" yang berbasiskan teknologi mikro kontroler Intel memiliki 5 macam sensor, yaitu sensor cahaya, sensor ultrasonik, sensor karbon, sensor suhu dan sensor gerak (gear).

Kelima sensor tersebut menggunakan fungsi sensor dari mikro kontroler Intel yang memang sudah dilengkapi dengan bermacam-macam fungsi sensor.

Sensor cahaya untuk mengetahui gelap atau terang, sensor ultrasonik untuk mengetahui jarak jika pengguna mendekati benda-benda tertentu, sensor karbon untuk mengetahui jika ada asap atau api, sensor suhu untuk mengetahui suhu ruangan, dan sensor gerak untuk mengetahui jika ada pergerakan di sekitar penggunanya.

Kelima sensor tersebut akan mendeteksi sesuai fungsinya masing-masing dan akan memberikan notifikasi kepada penggunanya berupa suara, sehingga tuna netra yang menggunakan perangkat ini akan mengetahui jika ada asap atau api, atau pengguna mendekati benda-benda tertentu, atau ada orang yang mendekati pengguna, atau suhu ruangan melebihi suhu yang semestinya.

”Perangkat "Jari Jemari Buta" ini sudah diujicobakan kepada penyandang tuna netra dan mendapatkan respon yang bagus dari mereka," jelas Mada.

"Perangkat ini masih akan terus dikembangkan lagi agar fungsinya lebih maksimal dan bentuknya lebih praktis,” tambah dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016