Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta melemah 13 poin menjadi Rp13.111 per dolar AS pada Kamis pagi.

"Jelang diumumkannya tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), nilai tukar rupiah masih belum mampu keluar dari zona konsolidasinya, bahkan cenderung melemah terhadap dolar AS," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.

Ia menambahkan mata uang negara-negara berkembang yang turut mengalami depresiasi terhadap dolar AS menambah sentimen negatif bagi mata uang domestik.

"Apabila kondisi dari mata uang emerging market masih cenderung turun maka rupiah berpeluang melanjutkan pelemahannya," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, sentimen terkait amnesti pajak yang berpotensi mendorong dana repatriasi masuk ke dalam negeri dapat menahan pelemahan rupiah lebih dalam terhadap dolar AS.

"Dampak dari kebijakan itu akan meningkatkan permintaan mata uang domestik sehingga peluang apresiasi cukup terbuka," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan dolar AS masih cukup solid terhadap mata uang utama lainnya, dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global masih membebani sentimen pasar pada aset mata uang berisiko, salah satunya rupiah.

"Investor masih khawatir setelah lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi turun proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi global di tahun 2016 menjadi 3,1 persen, dari sebelumnya 3,2 persen," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016