Jakarta (ANTARA News) - Harga rata-rata gula pasir tingkat nasional tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,34 persen pasca Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah, menjadi Rp16.269,59 per kilogram dari sebelumnya pada hari pertama Lebaran sebesar Rp16.053,92 per kilogram.

"Ini merupakan harga gula tertinggi, terutama pasca Lebaran. Saat ini belum ada gula yang masuk dalam jumlah cukup besar ke pasar termasuk gula impor Perum Bulog, sehingga harga masih tinggi," kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri, saat dihubungi Antara, Kamis.

Abdullah Mansuri mengatakan, harga gula putih saat ini masih berada pada kisaran Rp16.500 per kilogram di tingkat pedagang, importasi yang dilakukan oleh Perum Bulog saat ini, dinilai belum mampu menurunkan harga gula pasir di pasar-pasar rakyat.

Menurut Abdullah, saat ini sudah memasuki musim giling yang berarti pasokan gula untuk konsumen seharusnya bertambah dan harga di pasaran mulai mengalami penurunan. Namun, meskipun permintaan sudah menurun sejak H+7 Lebaran, harga gula pasir tidak mengalami penurunan malah cenderung mengalami kenaikan.

"Jika gula petani masuk ke pasar ditambah dengan gula impor dari Bulog, seharusnya harga bisa ditekan. Paling tidak berada pada kisaran Rp13.000 per kilogram. Ini merupakan indikasi bahwa Bulog tidak bisa melakukan sebaran atau distribusi dengan baik," ujar Abdullah.

Menurut Abdullah, seharusnya Perum Bulog bisa menambah pasokan ke pasar untuk konsumen dan menurunkan harga gula pasir. Selain itu, pengawasan dari pemerintah terkait kenaikan harga bahan pokok khususnya gula pasir dinilai minim dan tidak membenahi akar permasalahan yang menyebabkan harga komoditas tersebut terus mengalami kenaikan.

Selain harga gula pasir tersebut, Abdullah menambahkan, beberapa harga komoditas lain yang masih tinggi antara lain adalah daging sapi dan bawang merah. Terkait dengan daging sapi, lanjut Abdullah, langkah pemerintah untuk melakukan importasi juga dinilai kurang tepat.

"Pemerintah tidak mencari tahu apa keinginan konsumen, daging beku yang diimpor tidak disukai oleh konsumen. Jeroan juga tidak terlalu banyak permintaannya, juga daging kerbau. Sementara bawang merah naik hingga Rp40.000 per kilogram, padahal pasca Lebaran seharusnya turun drastis," kata Abdullah.

Beberapa waktu lalu, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan importasi gula kristal putih (GKP) sebesar 100.000 ton yang diharapkan mampu menurunkan harga di pasaran. Namun, hingga saat ini harga gula pasir di tingkat konsumen masih tinggi.

Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan pada Kamis, harga rata-rata gula tingkat nasional tercatat sebesar Rp16.269,59 per kilogram, sementara pada hari pertama Lebaran harga sebesar Rp16.053,92 per kilogram.

Sementara untuk harga bawang merah mengalami kenaikan cukup tinggi, pada hari pertama Idul Fitri tercatat harga sebesar Rp40.607,84 per kilogram, sementara saat ini mencapai Rp42.977,72 per kilogram atau mengalami kenaikan mencapai 5,83 persen.

Sementara jika dibandingkan dengan harga dua minggu sebelum Lebaran hingga saat ini, kenaikan mencapai 16,11 persen dari sebelumnya sebesar Rp37.031,15 per kilogram pada Rabu (22/6).

Untuk harga daging sapi, saat ini berada pada harga Rp115.143,77 per kilogram meskipun pemerintah menargetkan penurunan harga hingga berada pada level Rp80.000 per kilogram.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016