Yangon (ANTARA News) - Departemen Kehutanan Myanmar menghentikan penebangan pohon di sepanjang Pegunungan Bago Yoma di bagian tengah negeri itu selama 10 tahun ke depan menurut laporan pemerintah, Jumat.

Hingga 2015, menurut Departemen Kehutanan, sampai 26 persen dari wilayah pegunungan itu adalah hutan yang luasnya 3,6 juta hektare.

Namun volume tahunannya akan berkurang karena penebangan pohon secara berlanjut di daerah-daerah lain di wilayah negara itu menurut seorang pejabat di departemen tersebut.

Upaya konservasi hutan akan dijalankan berbarengan dengan kegiatan penebangan pohon, sementara pembalakan liar telah dilarang dan izin penebangan bagi perusahaan swasta tidak akan dikeluarkan lagi, tambah pejabat itu.

Myanmar sebelumnya menyatakan tahun ini akan menghentikan produksi kayu jati dan mengurangi penebangan pohon kayu keras karena penggundulan hutan parah di negeri itu.

Jumlah pohon kayu di Myanmar secara bertahap berkurang akibat pencurian kayu. Luas tutupan hutan di negeri itu juga telah berkurang menjadi 45 presen pada 2015 dari 57 persen lebih pada 1990 menurut Kementerian Sumber Daya Alam dan Konservasi Lingkungan Hidup.

Kementerian berencana menanam kembali pohon kayu di Pegunungan Bago dalam upaya melindungi sumber daya alam.

Myanmar adalah salah satu negara yang paling kaya sumber daya di Asia Tenggara dengan 38 persen hutan campuran, 25 persen bukit dan hutan hijau.

Volume penebangan pohon jati dan kayu keras pada tahun fiskal 2012-2013 mencapai 925.050 ton menurut data statistik resmi.

Pemerintah Myanmar telah membatasi ekspor kayu gelondongan guna mendorong lebih banyak ekspor produk kayu dengan nilai tambah sejak 2014, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. (Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016