Beirut (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama Grand Mufti Dar el-Fatwa Lebanon menandatangani kerjasama bidang keagamaan serta pengembangan pendidikan agama dan keagamaan.

Penandatanganan MoU ini dilakukan di Kantor Dar el-Fatwa, Beirut, Kamis (21/7), diawali dengan jamuan makan siang untuk menyambut kedatangan Menag.

Dari Indonesia, ikut hadir KH. Hasyim Muzadi dan rombongan Wantimpres, serta Dubes RI untuk Libanon Chozin Chumaedy bersama para staf. Sementara dari Lebanon, Grand Mufti, Sheikh Abdel Latif Derian didampingi para staf Dar el-Fatwa. Hadir juga para ulama dan tokoh-tokoh agama Lebanon, serta para Dubes dari negara-negara Timur Tengah.

Kedatangan Menag kali ini merupakan kunjungan balasan yang dilakukan pimpinan Dar el-Fatwa sekitar 4 bulan yang lalu di Jakarta, dipimpin Sheikh Kurdi Amin. Menurut Menag, Lebanon dan Indonesia memiliki hubungan yang sangat dekat, meski jarak dua negara sangat jauh.

"Hal itu misalnya terjadi karena dua negara memiliki tradisi yang sudah terjalin sejak lama melalui dunia pesantren. Hampir semua kitab-kitab keislaman yang dikenal kitab kuning di pesantren adalah cetakan Beirut, Libanon," terang Menag saat memberikan sambutan sebelum penandatanganan tersebut sebagaimana dikutip dari laman Kemenag, Jumat.

Menag menilai pengembangan kerjasama bidang agama serta pendidikan agama dan keagamaan antar kedua negara sangat penting. Selain mempererat hubungan yang sudah sangat dekat, Menag berharap kerjasama kedua negara yang memiliki tradisi dan model keberagamaan yang multikutural dan multi etnis ini juga dalam rangka menjaga kepentingan nasional masing-masing.

Adapun point-point penting yang diatur dalam MoU ini antara lain: pengembangan kurikulum pendidikan Islam toleran dan moderat, pertukaran beasiswa pelajar dan mahasiswa, pertukaran tenaga pendidik (guru d dosen), pengembangan pemikiran dan kehidupan keagamaan (pertukaran kunjungan ulama dan dai), serta pengembangan pengelolaan zakat-wakaf, dan penyebaran faham agama yang toleran.

Grand Mufti Lebanon menyambut baik kunjungan Menag. Abdel Latif Derian bahkan merasa bangga mendapat kunjungan dari masyarakat Indonesia yang merupakan negara Muslim terbesar di dunia.

"Perlu dikembangkan terus kejasama kedua negara di berbagai bidang, terutama sosial, budaya dan pendidikan. Kerjasama ini semakin penting, terutama di saat negara-negara Islam di Timur Tengah menghadapi masa-masa sulit dengan munculnya paham dan praktik keagamaan yang ektstrim," ujarnya.

"Perlu penguatan penyebaran model ajaran Islam yang wasathiyah dan damai sebagaimana misi Islam yang sesungguhnya," tambahnya.

Abdel Latif juga menggarisbawahi perlunya pelurusan konsep-konsep Islam yang salah dan disalahpahami oleh masyrakat luas. Dia yakin dengan kiprah Indonesia yang sebagaimana Lebanon, terbukti mempunyai pengalaman praktik keagamaan yang multi kultural. 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016