Sleman (ANTARA News) - Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta mengungkapkan keistimewaan situs prasejarah di Gua Kidang di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Ketua Tim Peneliti Gua Kidang dari Balai Arkeologi Yogyakarta Indah Asikin Nurani di Sleman, Jumat, mengatakan artefak-artefak yang ditemukan di situs itu menunjukkan bahwa manusia prasejarah yang pada masa lalu menghuninya sudah mulai cerdas.

"Dari sisi teknologinya, beda dengan manusia-manusia prasejarah di gua-gua yang ada di Gunung Sewu. Di Gua Kidang, sudah mulai cerdas. Jadi lebih istimewa dibandingkan temuan di seluruh Jawa," katanya.

Ia menambahkan kebanyakan perkakas prasejarah yang ditemukan di Gunung Sewu terbuat dari batu, sementara di Gua Kidang temuan semacam itu tidak terlalu menonjol.

"Di Gua Kidang sumber bahan bakunya hampir tidak ada. Ada tapi tidak menonjol, bahan bakunya dari batu gamping," katanya.

Perkakas manusia prasejarah di Gua Kidang, menurut dia, kebanyakan terbuat dari tulang dan cangkang yang tingkat kesulitan proses pembuatannya lebih tinggi ketimbang perkakas batu.

Untuk membuat lancipan misalnya, cara pemangkasannya harus lebih berhati-hati, kata Indah.

"Perbedaan yang mencolok, perlu kecanggihan dalam pemahaman pemangkasannya. Berbeda ketika membuatnya dengan batu," katanya.

Indah menjelaskan pada zaman prasejarah perkakas-perkakas tersebut digunakan untuk mengorek, mengolah tanah, atau juga mengolah makanan.

Temuan artefak-artefak yang berbeda itu membuat situs Gua Kidang mendapat perlakuan khusus. Para periset ingin menelitinya secara berkelanjutan dari tahun ke tahun.

"Terakhir penelitian pada April hingga Mei kemarin. Meski, tidak bisa dipastikan apakah akan ada temuan baru atau tidak. Karena ini misteri semua. Sebenarnya penelitian dihentikan saat ini bisa saja, tapi siapa yang tahu nanti akan ada temuan yang lebih lagi. Jadi, kalau target kapan selesainya, tidak bisa ditentukan," katanya.

Ia menambahkan penelitian situs Gua Kidang pertama dilakukan pada 2005 dan sempat terhenti pada 2008 dan dilanjutkan tahun berikutnya.

Pada 2010, Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan tulang kaki manusia prasejarah setelah melakukan penggalian sedalam 170 centimeter dan melanjutkan riset pada 2011.

"Pada 2012 kembali ada temuan, berupa dua rangka manusia prasejarah. Kedalaman sekitar 105-115 sentimeter. Letak keduanya tak terlalu jauh. Dua rangka ini lebih utuh dibandingkan sebelumnya. Bahkan salah satunya jari-jarinya lengkap. Hanya kepalanya tidak ada. Rangka itu posisinya duduk, seperti orang yang dipentingkan," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016