Palu (ANTARA News) - Keluarga pimpinan kelompok sipil bersenjata Santoso meminta maaf kepada semua pihak jika selama ini Santoso pernah melakukan kesalahan selama hidupnya.

Permohonan maaf itu disampaikan keluarga melalui Pemerintah Kabupaten Poso, Jumat, di Poso di sela-sela menunggu kedatangan jenazah Santoso dari Palu.

"Keluarganya tadi sudah menyampaikan permohonan maaf mereka jika almarhum pernah melakukan kesalahan," kata Bupati Poso Darmin Sigilipu dihubungi dari Palu, Jumat malam.

Bupati Darmin juga menyempatkan diri mengunjungi rumah keluarga duka di Desa Lanto Jaya, Kecamatan Poso Pesisir.

Selaku kepala daerah, kata Darmin, dirinya tidak boleh membeda-bedakan masyarakatnya.

"Saya berusaha meluangkan waktu menyampaikan bela sungkawa tanpa melihat latar belakang siapa dia. Apakah dia pejabat, masyarakat biasa, atau yang lain," katanya.

Selama di rumah duka, kata Darmin, dirinya bertemu dengan saudara Santoso yang lain termasuk orang tua pemimpin kelompok sipil bersenjata itu.

"Mereka melihat kedatangan ini mau menunjukkan bahwa di Poso ini kita bersaudara. Walaupun ada salah jalan mungkin itu jalan hidupnya," katanya.

Menurut Darmin, keluarga Santoso menerima dirinya dengan baik tanpa gangguan apapun.

Saat itulah, kata Darmin, keluarga Santoso menyampaikan permohonan maafnya secara terbuka kepada Bupati Poso.

Darwin mengatakan saat dirinya berkunjung ke daerah itu, situasinya berlangsung aman.

"Tidak ada masalah," katanya.

Terkait adanya isu jenazah Santoso akan diarak para pendukungnya di Kota Poso, Darmin mengatakan selama tidak mengganggu orang lain tidak masalah.

"Selama itu dilaksanakan dengan baik sesuai harapan kita dan mudah-mudahan tidak merugikan siapapun," katanya.

Dia mengatakan semuanya diserahkan kepada aparat. Posisi Pemda selalu melihat dalam posisi aman.

Hingga Jumat malam, belum ada kepastian pemulangan jenazah Santoso yang tertembak oleh Satgas Operasi Tinombala di hutan Poso, Senin (18/7) petang.

Jenazah Santoso masih berada di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah.

Pewarta: Adha Nadjemuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016