Jakarta (ANTARA News) - Penelitian di Amerika Serikat menunjukan bahwa bayi kesulitan menangkap sebuah kata baru bila ada suara keras di sekitar mereka, seperti dari televisi.




“Rumah zaman modern ini diisi banyak distraksi suara, seperti tc, radio aatu orang bicara, yang bisa mempengaruhi bagaimana mereka belajar kata di usia awal,” kata salah satu penulis penelitian Brianna McMillan, mahasiswi doktoral psikologi di University Wisconsin-Madison.




Penelitian yang ia lakukan menyarankan orang dewasa harus waspada pada perkataan mereka saat berada di lingkungan yang dekat dengan anak-anak, dikutip dari LiveScience.




Mereka meneliti bayi usia 22-30 bulan dan memainkan suara pelan atau keras saat anak-anak diajari dua kata baru.




Anak-anak diperdengarkan kata tersebut melalui sebuah kalimat lalu diberi gambar yang menunjukkan kata-kata tersebut.




Terakhir, mereka diberikan dua gambar berbeda dan diminat menujukkan gambar mana yang berhubungan dengan kata yang baru mereka pelajari.




Para peneliti menemukan ketika suara latar pelan, mereka dapat belajar kata-kata baru. Saat peneliti menunjukkan dua gambar, anak-anak cenderung melihat ke gambar yang benar , menunujukan pengetahuan mereka bertambah.




Tetapi, ketika suara kencang, anak melihat ke gambar yang benar juga ke yang salah.




Hal serupa juga terjadi pada anak-anak yang berusia lebih muda maupun tua.




“Tampak bahwa anak-anak menghadapi, dalam tingkat sedang, suara latar saat belajar. Suara yang lebih keras menghambat pembelajaran,” kata para penliti.




Tetapi, masih ada cara belajar lainnya meskipun anak-anak berada di tempat yang bising.




Dalam percobaan lainnya, para peniliti mengajari dua kata baru di tempat yang sepi. Lalu, merka menunjukan gambar kata tersebut, di tempat yang bising.




Anak masih dapat belajar kata baru yang mereka pertama dengar di tempat sepi.




Temuan tersebut, mengindikasikan bahwa memberikan kesempatan belajar di tempat yang sepi dapat mengompensasi efek yang didapat di lingkungan yang bising.




Para peneliti berpendapat perlu ada studi lanjutan di lingkungan langsung, bukan hanya di tempat penelitian, untuk benar-benar memahami cara bayi belajar bahasa.




Studi tersebut dipublikasikan di jurnal Child Development pada 21 Juli 2016.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016