Manila (ANTARA News) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin mengumumkan gencatan senjata sepihak dengan pemberontak komunis yang melancarkan pemberontakan paling lama di Asia, dan mendesak mereka untuk melakukan langkah serupa.

Duterte menyampaikan pengumuman itu dalam pidato kenegaraan pertamanya di hadapan Kongres, saat dia membuka jalan untuk perundingan damai dengan komunis yang akan digelar di Norwegia pada bulan depan.

"Untuk menghentikan kekerasan dan mengembalikan perdamaian, saya saat ini mengumumkan gencatan senjata sepihak," kata Duterte kepada anggota parlemen, sambil mengimbau pemberontak melakukan tindakan serupa.

Pemberontakan komunis sudah merenggut 30.000 korban jiwa sejak 1960-an.

Unit bersenjata komunis, New People's Army, diyakini memiliki kurang dari 4.000 orang bersenjata saat ini, turun dari jumlah tertinggi sebanyak 26.000 orang pada 1980-an, menurut militer.

Pendahulu Duterte, Benigno Aquino, memulai kembali perundingan tidak lama setelah menjabat pada pada 2010, namun menangguhkannya pada 2013, menuding pemberontak tidak serius untuk menemukan solusi politik.

Perundingan macet setelah pemerintahnya menolak permintaan pemberontak untuk melepaskan sejumlah rekan mereka yang dipenjara.

Duterte yang menjabat pada 30 Juni dan menganggap pemimpin pemberontak komunis Jose Maria Sison sebagai teman, sebelumnya telah menawarkan untuk membebaskan beberapa tahanan politik.

Para pembantunya telah mengadakan pembicaraan awal dengan Sison dan pemimpin komunis senior lainnya, di mana mereka sepakat untuk melanjutkan perundingan perdamaian bulan depan, demikian dikutip dari AFP.  (mr)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016