Masyarakat Meksiko dikenal konsumtif dalam berbelanja dan juga fashionable dalam berpakaian. Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia sebagai produsen dan eksportir besar produk tekstil termasuk produk lainnya terkait dengan fesyen,"
Jakarta (ANTARA News) - Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Mexico City berupaya mendorong peningkatan ekspor produk tekstil Indonesia melalui partisipasi pada the 65th Intermoda Expo 2016 di Kota Guadalajara, Meksiko pada 19-22 Juli 2016.

"Masyarakat Meksiko dikenal konsumtif dalam berbelanja dan juga fashionable dalam berpakaian. Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia sebagai produsen dan eksportir besar produk tekstil termasuk produk lainnya terkait dengan fesyen," kata Kepala ITPC Meksiko Banny Ramadhani, dalam siaran pers yang diterima, Selasa.

Banny mengatakan, Meksiko merupakan pasar potensial yang belum tergarap secara optimal. Tercatat ekspor benang dan kain (HS 55) Indonesia ke Meksiko meningkat 46,57 persen pada 2015, dan merupakan negara dengan jumlah penduduk lebih dari 125 juta jiwa dan merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-3 di benua Amerika.

Sejak tahun 2015, lanjut Banny, Meksiko memberlakukan sejumlah kebijakan untuk memperketat importasi produk tekstil karena terindikasi banyaknya impor produk tekstil yang dilakukan secara ilegal dan under-value. Kondisi tersebut menciptakan tantangan bagi Indonesia sekaligus peluang untuk menunjukan bahwa Indonesia mampu menyediakan produk tekstil yang berkualitas tinggi.

"Keaktifan Indonesia melakukan berbagai kegiatan promosi produk tekstil di pasar Meksiko, termasuk usaha mempererat hubungan para pebisnis Indonesia dengan pebisnis Meksiko diharapkan dapat semakin memperbesar pangsa impor produk tekstil asal Indonesia di Meksiko," tambah Banny.

Partisipasi Indonesia pada pameran ini mendapat dukungan penuh dari Duta Besar Indonesia untuk Meksiko, Yusra Khan, yang mengatakan bahwa diharapkan, partisipasi perusahaan Indonesia ke depan dalam ajang pameran tersebut akan semakin meningkat.

"Saya berharap ke depan semakin banyak partisipasi perusahaan Indonesia pada pameran ini untuk mempromosikan produk tekstil Indonesia di pasar Meksiko," kata Yusra.

Tercatat, untuk produk benang dan kain, khususnya Manmade staple fibres (HS 55), ekspor Indonesia ke Meksiko pada 2015 meningkat sebesar 46,57 persen. Pada 2014, nilai impor Meksiko dari Indonesia untuk HS 55 adalah 25,08 juta dolar AS, dan pada 2015 nilai tersebut meningkat menjadi 36,76 juta dolar AS.

Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat keempat negara eksportir terbesar produk tersebut ke Meksiko, setelah Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan India.

Intermoda Expo yang diselenggarakan dua kali dalam setahun merupakan ajang berskala internasional yang menampilkan aneka produk terkait fesyen, mulai dari mesin, benang, kain, aksesoris, sepatu, dan juga pakaian.

Untuk edisi Juli 2016 ini, pameran diikuti oleh lebih dari 800 eksibitor, baik lokal maupun internasional, serta dihadiri lebih dari 18 ribu pembeli potensial. Indonesia merupakan salah satu dari 16 negara yang berpartisipasi pada pameran ini.

Perusahaan Indonesia yang berpartisipasi pada ajang ini adalah produsen sekaligus eksportir produk benang dan kain Hasasi Group dan juga memamerkan produk lainnya seperti batik, pakaian pantai, dan tas.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016