Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan optimalisasi penerimaan perpajakan tetap diupayakan pemerintah meskipun terdapat tambahan pendapatan dari uang tebusan hasil program amnesti pajak.

"Kita masih bisa mengandalkan dari pertumbuhan alamiah pajak 12-13 persen, karena ini realistis," kata Luky dalam pemaparan di Jakarta, Selasa.

Luky mengatakan tambahan penerimaan pajak dari tax amnesty tetap diupayakan sesuai target Rp165 triliun, tapi berbagai upaya optimalisasi dengan ekstensifikasi dan menjaga daya beli masyarakat juga ditempuh agar shortfall pendapatan tidak terlalu tinggi.

"Tahun lalu dan sekarang ada PTKP, selain itu kondisi ekonomi makro juga membaik, ada sinyal perbaikan ekonomi. Dari growth ini, penerimaan perpajakan seharusnya membaik, karena ada perbaikan kondisi dari tahun lalu. Kita lebih optimis," katanya.

Namun, Luky tidak mau memproyeksi tambahan penerimaan dari program amnesti pajak berdasarkan kondisi pada pertengahan tahun, karena hal ini baru bisa dilihat pada akhir periode satu pengenaan tarif tebusan atau akhir September 2016.

"Pada akhir periode satu baru kelihatan riil penerimaan seperti apa, nanti baru kita hitung dan melihat realistis, achieveable atau tidak? Gambarannya jelas setelah periode satu selesai," ujar Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan ini.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan defisit anggaran hingga akhir semester I-2016 telah mencapai Rp230,7 triliun atau 1,83 persen terhadap PDB, karena tingginya realisasi belanja dan rendahnya penerimaan perpajakan.

"Dua alasan defisit membesar adalah karena realisasi belanja negara lebih tinggi Rp113 triliun dan penerimaan negara lebih rendah Rp33 triliun dari periode yang sama tahun lalu," kata Bambang saat menyampaikan laporan realisasi semester I-2016.

Defisit anggaran tersebut berasal dari pendapatan negara yang telah mencapai Rp634,7 triliun atau 35,5 persen dari target Rp1.786,2 triliun serta belanja negara Rp865,4 triliun atau 41,5 persen dari pagu Rp1.984,1 triliun.

Dari pendapatan negara, penerimaan perpajakan mencapai Rp522 triliun atau 33,9 persen dari target Rp1.539,2 triliun dan penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp112,1 triliun atau 45,7 persen dari target Rp245,1 triliun.

Dari penerimaan perpajakan, pendapatan dari PPh migas mencapai Rp16,3 triliun atau 44,9 persen dari target Rp36,3 triliun, PPh non migas Rp270,5 triliun atau 33 persen dari Rp819,5 triliun, PPN Rp169,2 triliun atau 35,7 persen dari Rp474,2 triliun dan cukai Rp44 triliun atau 29,7 persen dari Rp148,1 triliun.

Meskipun kinerja defisit anggaran sudah mencapai 77,7 persen dari target Rp296,7 triliun, Bambang optimistis defisit fiskal akan mengecil pada akhir tahun, yang salah satunya dipengaruhi oleh realisasi penerimaan dari program amnesti pajak.

"Kami mengharapkan kinerja pada semester II-2016 akan membaik, karena disepakatinya amnesti pajak bisa membantu kinerja APBNP," kata Bambang.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016