Berlin (ANTARA News) - Seorang pasien menembak seorang dokter di klinik universitas di Berlin pada Selasa sebelum bunuh diri, tapi tidak ada "tanda-tanda sama sekali" kaitan dengan militansi Islam, kata polisi di ibu kota Jerman, Berlin.

Jerman berada di posisi sulit karena serentetan serangan kekerasan terhadap warga sipil oleh orang-orang dari Timur Tengah atau Asia sejak 18 Juli yang telah menewaskan 10 orang.

Milisi ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua dari empat serangan sebelum Selasa. Polisi Berlin mengatakan dokter itu mengalami luka yang mengancam nyawa dalam serangan di kampus Benjamin Franklin, yang merupakan bagian dari rumah sakit Universitas Charite di barat daya kota, dan meninggal tak lama setelah itu.

Mereka menambahkan bahwa situasi di rumah sakit di distrik Steglitz Berlin sekarang berada "di bawah kendali" dan penyelidik berada di lokasi kejadian untuk menemukan latar belakang kejahatan.

"Saat ini tidak ada bahaya," kata polisi di Twitter.

Windrid Wenzel, juru bicara kepolisian Berlin, mengatakan kejahatan itu terjadi di daerah operasi rahang di klinik rawat jalan, tempat dokter itu sedang melakukan sesi pengobatan dengan pasien.

"Di tengah sesi konsultasi, pasien mengeluarkan pistol dan melontarkan beberapa tembakan ke arah dokter. Penyerang kemudian langsung mengarahkan pistol pada dirinya sendiri dan meninggal sebagai akibat dari tembakan," kata Wenzel.

Dia mengatakan polisi belum memiliki informasi tentang latar belakang, sejarah, rincian pribadi tersangka atau motivasi, tetapi menambahkan, "Kami tidak memiliki indikasi tunggal bahwa kejahatan ini dimotivasi oleh ekstremisme atau Islamis," demikian Reuters.

(G003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016