Sumenep (ANTARA News) - Jenazah salah seorang korban kapal tenggelam di Perairan Johor, Malaysia, Rusida, tiba di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Kamis dini hari dan langsung dibawa ke Pulau Kangean oleh kerabatnya dengan menggunakan perahu.

"Jenazah Rusida yang warga Pulau Kangean itu tiba di Pelabuhan Kalianget pada Kamis sekitar pukul 02.30 WIB. Perahu yang membawa korban bertolak dari Kalianget sekitar pukul 03.00 WIB," kata Kabid Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sumenep Sukirman di Sumenep, Madura, Kamis.

Rusida, warga Desa Angkatan, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, merupakan salah seorang korban meninggal dunia akibat kapal yang ditumpanginya tenggelam di Perairan Johor, beberapa hari lalu.

Sesuai surat keterangan dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Johor Bahru tertanggal 26 Juli 2016 yang diterima Disnakertrans Sumenep, Rusida meninggal dunia di Malaysia pada Sabtu (23/7) malam.

Sukirman menjelaskan, proses pemulangan jenazah Rusida dari Kuala Lumpur ke Jakarta pada Rabu (27/7) siang dan selanjutnya ke Surabaya dengan pesawat terbang dan ke Sumenep dengan mobil ambulans berjalan lancar.

Sementara untuk dua korban meninggal dunia lainnya asal Sumenep, yakni Salim dan Farida, warga Desa Paseraman, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, akan dipulangkan dari Kuala Lumpur ke Jakarta dan selanjutnya ke Surabaya dengan pesawat terbang pada Kamis ini.

"Salim dan Farida adalah pasangan suami istri. Sesuai surat keterangan dari KJRI Johor Bahru, jumlah korban meninggal dunia yang berasal dari Sumenep akibat kapal tenggelam di Perairan Johor itu sebanyak tiga orang," kata Sukirman.

Selain itu, dua warga Sumenep lainnya yang juga berstatus penumpang kapal tersebut, ditemukan dalam kondisi selamat, yakni Muhawan, warga Desa Daandung, Kecamatan Kangayan, dan Ariffin, warga Desa Sitembang, Kecamatan Arjasa.

"Informasi yang kami terima, dua korban selamat yang warga Sumenep itu masih menjalani perawatan medis di Malaysia," ujarnya. 

Pewarta: Abd Aziz/Slamet Hidayat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016