Paris (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault dan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson meminta rezim Suriah dan sekutunya untuk mengakhiri pengepungan di kota Aleppo.

"Para menteri sungguh-sungguh meminta sekutu rezim Suriah untuk segera mengakhiri operasi yang melanggar gencatan senjata yang disepakati di Munich dan hukum internasional," kata kedua menteri dalam pernyataan bersama setelah sebuah pertemuan di Paris, Kamis (28/7).

Konsekuensi dari pengepungan, "termasuk bombardir terhadap warga sipil dan fasilitas medis, berakibat fatal dan bisa memicu lebih banyak pengungsi".

Dalam pernyataan bersama yang dikutip kantor berita AFP, kedua menteri menyeru kesepakatan gencatan senjata "segera dipulihkan sepenuhnya, dan pembentukan otoritas transisi dengan kekuasaan eksekutif penuh dilanjutkan."

Ayrault dan Johnson menyatakan pengepungan Aleppo, tempat sekitar 300.000 orang terjebak, "membuat negosiasi damai tidak mungkin dilanjutkan."

"Para menteri menekankan bahwa Rusia khususnya memiliki kemampuan unik untuk membujuk rezim Assad mengakhiri perang dan kembali ke meja perundingan."

Warga Aleppo telah melaporkan kekurangan pangan dan harga-harga yang memilin di distrik-distrik yang dikuasai pemberontak sejak pasukan rezim memotong rute pasokan utama oposisi ke kota itu awal bulan ini.

Seruan Paris dan London datang ketika Rusia mengumumkan operasi bantuan "skala besar" untuk warga sipil yang terjebal dan petempur oposisi yang meninggalkan Aleppo, sementara Presiden Suriah Bashar al-Assad menawarkan amnesti kepada pemberontak yang menyerah.

Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan pekan ini bahwa dia berharap perundingan damai untuk mengakhiri perang bisa dilanjutkan akhir Agustus.(mu)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016