Jakarta (ANTARA News) - Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengembangkan aplikasi untuk membantu peternak ayam petelur dalam menghitung data produksi peternakan.

Aplikasi Petelur.ID yang ditujukan untuk peternak skala menengah ke bawah tersebut diluncurkan di Jakarta, Jumat, oleh Team Leader FAO ECTAD Indonesia, James McGrane.

Mc Grane mengatakan peternak ayam skala kecil menengah jarang melakukan pencatatan terkait produksi telur setiap hari, padahal pencatatan penting untuk mengelola produktivitas peternak.

"Aplikasi ini dikembangkan untuk peternakan layer skala kecil dan skala medium. Harapannya dapat digunakan untuk digunakan para peternak, untuk mengolah data dari peternak dan juga bagi peternak untuk mengetahui produktivitas dalam peternakan tersebut," ujarnya.

Peluncuran aplikasi Petelur.ID dilakukan saat penyelenggaraan Seminar Nasional: Ayam Sehat, Produktivitas Meningkat di Indonesia Livestock Expo Forum 2016 in Jakarta, yang mempertemukan peternak dan pemangku kepentingan dari seluruh indonesia.

Aplikasi berbasis Android tersebut dikembangkan bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Perunggasan lndonesia (PDHPl) dan Intelijen Dynamics.

Peternak bisa mendapatkan aplikasi ini secara gratis. Cara menggunakannya, peternak masuk menggunakan password dan hanya peternak dan karyawannya yang memiliki akses terhadap data peternakannya.

Di aplikasi tersebut peternak dapat memasukkan jumlah produksi telur per harinya, berapa berat telurnya, dan jumlah makanan pakan.

McGrane menjelaskan, aplikasi ini digunakan untuk membantu petani dalam mencatat data produksi telur pertanian, konsumsi pakan, dan penyusutan jumlah ayam.

Melalui analisis tentang Hen-Day, FCR (rasio konversi pakan), tren kematian populasi ayam, dan parameter lainnya, petani dapat memantau kinerja peternakan, dan dapat berkonsultasi secara interaktif dengan para ahli dari Asosiasi Indonesia Unggas Dokter Hewan.

Sementara itu National Technical Advisor FAO Erry Setyawan mengungkapkan berdasarkan kajian yang mereka lakukan didapati fakta ternyata peternak skala kecil masih mengabaikan data dalam pengambilan keputusan.

Jadi, tambahnya, pengambilan keputusan itu masih mengira-ngira cuma berdasarkan intuisi atau saran pegawai perusahaan teknis.

"Setiap pengambilan keputusan itu harus ada data yang detail, utuh karena seringkali catatan hilang, dari situ lah kami ingin membantu, membuatkan alat untuk peternak kecil. Harapannya produktifas meningkat dan pengambilan datanya bisa tepat," katanya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016