Sebagai tindak lanjut kejadian tersebut kami kumpulkan semua tokoh dan pemuka agama di Kepri khususnya Batam. Hal ini untuk menghindari terjadinya kasus serupa di Kepri,"
Batam (ANTARA News) - Polda Kepri mengumpulkan sejumlah pemuka agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda untuk menghindari konflik berbau SARA seperti yang terjadi di Tanjungbalai Sumatera Utara.

"Sebagai tindak lanjut kejadian tersebut kami kumpulkan semua tokoh dan pemuka agama di Kepri khususnya Batam. Hal ini untuk menghindari terjadinya kasus serupa di Kepri," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian di Batam, Minggu.

Ia mengatakan dalam kesempatan tersebut semua pihak sepakat menjaga kerukunan, kedamaian dan menghindari hal-hal yang bisa memicu berbagai jenis konflik.

"Intinya semua sepakat menjaga kerukunan, kedamaian dan keamanan di Kepri. Semua tidak ingin terjadi hal seperti di Sumatera Utara tersebut," kata dia.

Kapolda juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi isu-isu berunsur SARA yang bisa merusak keamanan dan memecah belah kesatuan antarumat beragama di Kepri.

"Butuh komitmen bersama menjaga kedamaian dan keamanan. Para tokoh agama sudah berkomitmen, maka masyarakat juga harus berpikir jernih, berkomitmen dan tidak mudah terpancing isu-isu negatif," kata Sam.

Kepri khususnya Kota Batam sebagai daerah industri saat ini dihuni oleh masyarakat yang berbeda-beda suku, agama, adat dan budaya dari seluruh wilayah Indonesia.

Sebelumnya, kerusuhan massa terjadi di Tanjungbalai Sumatera Utara pada Sabtu (30/7) dinihari.

Sekelompok massa merusak sejumlah vihara, klenteng dan bangunan yayasan sosial, bahkan membakar delapan mobil.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan kerusuhan massa di Tanjungbalai Sumatera Utara diduga berlatar belakang persoalan individu dalam kehidupan bertetangga.

"Agar masyarakat tidak terprovokasi karena ini persoalan individu, serta diminta berpikiran jernih dalam menyikapi masalah ini," kata Tito Karnavian melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Pewarta: Larno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016