Komunikasi terus dilakukan untuk memantau dan membebaskan sandera kita,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pihaknya telah menghubungi pemerintah Filipina pada Minggu untuk memantau kondisi sejumlah WNI yang disandera kelompok separatis pimpinan Abu Sayyaf di Filipina selatan.

"Komunikasi terus dilakukan untuk memantau dan membebaskan sandera kita," kata Retno ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin.

Kementerian Luar Negeri juga terus berkomunikasi dengan keluarga para sandera untuk menginformasikan keadaan mereka.

Menlu menjelaskan menurut keterangan yang diperoleh, para sandera berada dalam kondisi sehat.

"Jika ada perkembangan akan kita infokan karena itu protap yang kita miliki. Komunikasi terus kita lakukan," jelas Retno.

Sementara itu, Menko Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto meminta kepada masyarakat memberikan waktu kepada dirinya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Tapi biarlah saya bekerja, izinkan saya bekerja semaksimal mungkin untuk Bapak Presiden, menyelesaikan misi yang cukup berat," kata Wiranto ketika ditanya terkait pembebasan sandera di Filipina selatan.

Sebelumnya, tujuh kru kapal tunda Charles diketahui telah disandera kelompok bersenjata di selatan Filipina sejak 22 Juni 2016.

Ketujuh ABK WNI tersebut bernama Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman), dan Robin Piter (juru mudi).

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016