Mentari Dwi Gayati
Jakarta (ANTARA News) - Program Upaya Khusus (Upsus) yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian sejak 2014 dinilai telah meningkatkan peringkat Indonesia dalam Indeks Ketahanan Pangan Global (Global Food Security Index) 2016.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono yang menerima kedatangan Badan Pangan dan Pertanian FAO naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, itu mengatakan Indonesia berada dalam jalur yang sesuai terkait ketahanan pangan.

"Perkembangan kedelapan belas proyek yang ada dalam UPSUS tersebut menurut FAO sudah berjalan dengan baik on the right track. Indikator paling penting adalah ketersediaan pangan dari produksi," kata Hari usai menerima kedatangan delegasi FAO di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin.

Hari mengatakan Indonesia berhasil menaikkan peringkat dalam Indeks Ketahanan Pangan Global 2016 dari peringkat 74 pada tahun lalu menjadi 71 dari total 113 negara.

Menurut dia, capaian ini perlu diapresiasi karena Indonesia masih bisa memperbaiki kinerja di tengah ancaman perubahan iklim yang dapat mempengaruhi produksi dan ketersediaan pangan.

Kementerian Pertanian pun akan menyempurnakan kinerja UPSUS agar lebih berhasil guna pada 2017, yakni dengan mengantisipasi daerah rawan pangan, seperti di Indonesia bagian timur dan menyediakan asupan nutrisi protein selain dari daging sapi, yakni ikan, ayam dan daging kambing.

FAO pun tidak segan menggelontorkan biaya sebesar 90,8 juta dolar AS untuk 18 proyek UPSUS yang berjangka sekitar 3-5 tahun.

Ada tiga program di antaranya yang digencarkan oleh Kementerian Pertanian.

"Yang di peternakan kaitannya dengan penanganan rabies, kemudian proyek pengendalian avian influenza (flu burung) serta pengembangan lahan kering di Nusa Tenggara Timur. Ini masuk pada wilayah potensi rawan pangan," ujar Hari.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016