Kita bisa coba belajar dulu dengan Malaysia yang sudah dilakukan syariah perbankan, kita lihat positif dan bisa diaplikasikan di Indonesia ya bisa diusulkan juga ke pemerintah."
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roesani mengatakan diperlukan organisasi khusus yang mengurusi industri halal serta mendorong terbentuknya ekosistem di Tanah Air.

"Kalau Kadin menjawab iya (diperlukan), penduduk kita muslim terbesar harusnya ada yang mengurusi soal halal ini," ujar dia usai E-Halal Forum di Jakarta, Senin malam.

Di Indonesia, ujar dia, terdapat beberapa organisasi atau badan yang mengurusi industri halal, tetapi tidak khusus mengurusi industri halal saja.

Ia mencontohkan Malaysia telah memiliki Halal Industry Development Corporation (HDC) yang mengurusi pengembangan produk, komsumen, produksi, barang luar yang masuk serta membangun ekosistem berupa taman industri halal.

Menurut dia, Indonesia berada pada tingkat awal pengembangan industri halal sehingga perlu belajar pada pengalaman Malaysia yang lebih dulu mengembangkan industri itu.

"Kita bisa coba belajar dulu dengan Malaysia yang sudah dilakukan syariah perbankan, kita lihat positif dan bisa diaplikasikan di Indonesia ya bisa diusulkan juga ke pemerintah," ujar dia.

Kadin telah memiliki kesepakatan dengan HDC Malaysia untuk membangun ekosistem industri halal secara keseluruhan.

"Awal kerja sama dulu, kami mulai dengan e-commerce, kami sudah ada kesepakatan bersama membangun ekosistem secara keseluruhan," tutur Rosan.

Ia merencanakan dalam tiga bulan akan mengadakan forum diskusi dan hasilnya akan diajukan ke pemerintah.

Untuk menghadapi persaingan produk halal dunia, Kadin juga aktif membentuk forum diskusi dengan anggota dari pemerintah serta akademisi.

Sementara itu, potensi pasar industri halal dunia pada 2016 sebesar 2,7 triliun dolar AS dan diperkirakan lebih dari 3 triliun dolar AS tahun depan.

Pewarta: Dyah Dwi A
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016