Sawahlunto, Sumatera Barat (ANTARA News) - Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, mewujudkan ketahanan keluarga --baiti jannati di dalam terminologi agama-- merupakan pekerjaan rumah besar.

"Kalau di keluarga kita ada yang pecandu narkoba, ada yang melakukan kejahatan seksual, kepribadian ganda, maka tidak bisa mewujudkan baiti jannati," kata dia, saat membuka Jambore Terpadu Kader PKK Tingkat Sumatera Barat, di Sawahlunto, Kamis.

Menurut dia, upaya mewujudkan ketahanan keluarga menghadapi tantangan berat karena peredaran narkoba dan perceraian yang marak terjadi.

Khusus perceraian, kata dia, yang di daerah tertentu 80 persen gugatan cerai justru diajukan pihak perempuan dengan berbagai alasan, dikarenakan persoalan ekonomi dan orang ketiga.

Ia pun mengingatkan keperluan membangun kesetaraan dan keseimbangan peran antara laki-laki dan perempuan di dalam upaya menekan angka perceraian.

Menurut dia, suka-tidak suka banyak terjadi ketimpangan di dalam pengelolaan keluarga. Kewajiban yang seharusnya dipikul bersama suami dan istri justru pada praktiknya beban itu menumpuk pada kalangan perempuan.

"Padahal mewujudkan baiti jannati itu merupakan tugas kedua orang tua, bukan hanya ibu," kata Mensos.

Pada bagian lain, dia juga menyatakan keperluan peningkatan peran dan kapasitas kaum perempuan, khususnya yang tergabung di dalam PKK, karena kelompok ini lini terdepan di dalam banyak program pemerintah.

Dalam acara yang dihadiri Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, dan Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf, itu dia menyerahkan sejumlah bantuan dengan nilai total Rp1,05 miliar. Juga berziarah ke makam pahlawan nasional, Muhammad Yamin, yang juga pernah menjabat sebagai menteri urusan sosial. 

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016