Subang (ANTARA News) - "Rumah Inspirasi" bantuan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina EP Asset 3 di Kelurahan Dangdeur, Subang, berhasil mengembangkan bahan bakar alternatif yang menggunakan limbah plastik sebagai bahan bakunya.

"Selain menyuling sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif, kami juga membuat biogas yang bahan bakunya dari kotoran domba dan jerami untuk menyalakan kompor gas," kata Manajer Rumah Inspirasi Yogi Burhanudin saat peresmian program pemberdayaan masyarakat tersebut di Subang, Jawa Barat, Kamis.

Plastik yang digunakan untuk pembuatan bahan bakar alternatif, kata Yogi, berasal dari warga sekitar. Masyarakat menyetorkan sampah tersebut ke Bank Roentah Inspirasi atau bank sampah, salah satu program pemberdayaan yang ada di Rumah Inspirasi.

Masyarakat dianggap nasabah sampah yang tabungan sampahnya dapat menjadi pemasukan. Sampai saat ini nasabah tabungan sampah tercatat 155 warga.

"Masyarakat juga bisa mendapatkan pendidikan bahasa Inggris secara gratis hanya dengan membawa sampah-sampah plastik," katanya.

Produksi bahan bakar alternatif dilakukan melalui pembakaran sampah dengan menggunakan kompor modifikasi. Hasil pembakaran plastik dialirkan melalui tabung penyulingan bernama Tripot 4M yang merupakan kreasi guru SMKN di Madiun, Tri Handoko.

Di atas tabung itu terdapat dua bejana bersusun. Bejana bawah untuk mengalirkan BBA setara solar, sedang yang di atas untuk menampung dan menyalurkan BBA setara premium.

Yogi Burhanudin mengakui bahwa produksi BBA dari Rumah Inspirasi masih terbatas. Hal itu disebabkan penyulingannya membutuhkan waktu yang relatif lama. Sebanyak 1 kilogram sampah plastik hanya menghasilkan 1 liter BBA. Saat ini produksi BBA per bulan rata-rata baru 4 liter dan sampah yang terkumpul total 500 kilogram dalam 2 bulan terakhir ini. Harga sampah gelas plastik bersih Rp4.200,00/kg, sampah plastik botol Rp2.500,00/kg.

"Kami belum produksi besar. Hanya untuk dua kendaraan operasional kami, yaitu becak motor dan mobil yang sehari-hari dipakai serta lampu penerangan," kata Yogi yang juga menjabat Babinkamtibmas Polri Kelurahan Dangdeur, berpangkat brigadir kepala.

Sementara itu, Field Manager Subang PT Pertamina EP Asset 3, Armand M. Hukom mengatakan bahwa hasil penyulingan BBA itu belum bisa dijual secara komersial karena kualitas energinya masih rendah di bawah premium dan solar. Namun, dia mengakui bahwa unsur karbonnya bisa dipakai untuk menyalakan lampu penerangan.

Menurut dia, keberadaan Rumah Inspirasi merupakan wajud kepedulian PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang kepada masyarakat yang tinggal di sekitar aset Pertamina.

"Program CSR yang digulirkan tujuannya adalah menumbuhkan pemberdayaan masyarakat sekitar terutama dalam hal pengelolaan sampah sekaligus sebagai upaya mengamankan aset Pertamina," katanya.

Rumah Inspirasi Subang mulai digarap pada bulan Agustus 2015. Pihak Pertamina EP Subang Field melalui perwakilan Community Development Officer (CDO) bersama Babinkamtibmas Kelurahan Dangdeur melakukan pemetaan sosial terkait dengan kebutuhan masyarakat dan perencanaan program CSR. Hasil dari "social mapping" tersebut lahirnya Program Rumah Inspirasi Subang. Program berisi Bank Roentah Inspirasi dan Sanggar Inspirasi.

Armand mengharapkan Rumah Inspirasi Subang bisa mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. "Nanti yang mengolah dan mendapat keuntungan dari Rumah Inspirasi Subang adalah masyarakat sekitar sendiri," ujarnya.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016