Lombok Utara (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia meresmikan Balai Bio Industri Laut Mataram, Nusa Tenggara Barat yang akan melakukan kegiatan pengembangan dan penerapan teknologi budi daya berbagai biota laut bernilai ekonomi.

Persemian Balai Bio Industri Laut (BBIL) Mataram, yang berlokasi di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilakukan oleh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain, di Lombok Utara, Kamis.

Hadir pada acara tersebut Anggota Komisi VII DPR RI H Kurtubi, Wakil Bupati Lombok Utara Syarifudin, Sekretaris Daerah NTB H Rosyadi Sayuti, dan Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dirhamsyah.

Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain, menjelaskan BBIL Mataram awal mulanya adalah sebuah Stasiun Penelitian Laut yang didirikan pada 1977, kemudian diubah menjadi unit kerja eselon IV a berbentuk Loka Pengembangan Bio Industri Laut (LPBIL) yang berada di bawah pembinaan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.

"Dengan perubahan status menjadi BBIL Mataram, satuan kerja ini mengalami kenaikan status satu tingkat lebih tinggi dibandingkan sebelumnya," katanya.

Sejak berdiri pada 2002 hingga 2015, kata dia, Unit Pelaksana Teknis (UPT) LPBIL Mataram, telah melakukan kegiatan pengembangan dan penerapan teknologi budi daya biota laut bernilai ekonomi, seperti sotong buluh, kerang mutiara, teripang hitam, abalon tropis, siput mata bulan, teripang pasir dan lobster karang.

Hasil-hasil kajian budi daya biota laut yang dikembangkan sebagian telah siap untuk dimanfaatkan oleh masyarakat, terlebih dengan telah diubahnya UPT LPBIL Mataram menjadi BBIL Mataram.

Selain sebagai lembaga riset dan pengembangan, lanjut Zainal, satuan kerja LIPI tersebut merupakan lokus pendirian "Lombok Marine Techno Park", yaitu taman tekno berbasis sumber daya laut.

"Taman tekno berbasis sumber daya laut tersebut diharapkan dapat menjadi media transfer teknologi khususnya budi daya biota laut hasil pengembangan UPT LIPI ke masyarakat, sehingga perlu dimanfaatkan untuk mendorong perkembangan dunia perikanan kelautan Indonesia, khususnya di NTB," ucapnya.

Wakil Bupati Lombok Utara Syarifudin, juga berharap dengan diresmikannya BBIL Mataram, dapat memberikan manfaat secara nyata dan kontinyu dalam mengembangkan teknologi budi daya biota laut bernilai ekonomi bagi masyarakat di daerahnya.

Pemkab Lombok Utara juga menginginkan BBIL bisa menjadi model yang efektif untuk pengembangan potensi sumber daya laut yang ada dengan berbasis kepada potensi unggulan perikanan di kabupaten termuda di NTB tersebut.

"Kehadiran BBIL Mataram juga diharapkan mampu mendukung pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang produktif, efektif, efisien dan memiliki daya saing serta berkelanjutan," katanya.

Sekda NTB H Rosyadi Sayuti juga mendorong BBIL Mataram mengembangkan penelitian berbasis komoditas unggulan daerah di sektor perikanan budi daya, yakni rumput laut dan mutiara.

Menurut dia, rumput laut juga perlu sentuhan teknologi, sehingga masyarakat lebih banyak menggantungkan hidupnya di laut, sehingga tidak lagi "memunggungi" laut, tapi menghadap ke laut.

"Laut adalah lahan mencari rezeki yang tiada bertepi," ujar Rosyadi yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB.

Pewarta: Awaludin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016