Ternate (ANTARA News) - Petugas Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Timur Indonesia, menyatakan, aktivitas gempa tektonik Gunung Gamalama Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), pada Jumat (5/8) Pagi masih mengalami fluktuatif.

Petugas Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Timur Indonesia, Martanto di Ternate, Jumat, menyatakan, pihaknya mencatat aktivitas Gunung Api Gamalama mengalami dua kali gempa hembusan dengan amplitudo maksimum 5-8 dengan lama gempa 28.77-35.20 detik.

Selain itu, kata Martanto, telah terjadi gempa tremor menerus dengan amlitudo maksimum 0,5-7 mm dengan dominan 1,5 mm.

"Kendati demikian, hingga Siang ini, petugas pengamatan Gunung Api Gamalama kesulitan memantau aktivitas gunung itu, karena cuaca mendung dan disertai kabut dengan suhu udara 24-27 derajat celcius," ujarnya.

Martanto mengatakan, sebelumnya aktivitas Gunung Gamalama ini tercatat gempa tektonik mencapai sembilan kali dengan hembusan 400 meter dari kawah Gunung Gamalama, namun menurun jika dibandingkan Kamis kemarin.

Ia mengatakan, gempa teknonik yang berhasil direkam terjadi sembilan kali itu terjadi sejak pukul 6.00 hingga 8.00 Wit.

Martanto menambahkan, memang sekitar pukul 16.11 Wit terjadi semburan abu vulkanik berwarna kelabu dengan ketinggian 1000 meter yang mengarah ke arah timur.

Selain itu, Gunung Api Gamalama juga terjadi gempa tremor menerus dengan amlitudo 0,5-17 mm, dominan 3 mm dengan gempa hembusan dua kali terjadi dengan amlitudo 23-36 mm dengan lama gempa 28.82 -33.88 detik.

Begitu pula, aktivitas kegempaan Gunung api Gamalama dengan hembusan itu karena masih adanya energi yang dikeluarkan di kawah bumi gunung tersebut

Untuk itu, dia meminta masyarakat tidak terpengaruh dengan adanya erupsi Gunung Gamalama, karena sejauh ini belum ada peringatan atau peningkatan status gunung Gamalama dari pihak Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama mengenai dampak erupsi Gunung Gamalama itu, karena status Gunung Gamalama masih berstatus waspada level II. 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016