Sambas, Kalimantan Barat (ANTARA News) - Gurih dan sedikit pedas menyatu menjadi satu rasa unik bubur paddas begitu satu sendok bubur ini masuk mulut untuk dicerap lidah untuk diteruskan ke dalam perut.

Sayang bubur paddas hanya Anda bisa temukan di Sambas, Kalimantan Barat. Ke kota ini memang agak kurang lengkap jika tidak mencicipi kuliner khas ini.

Lebih umum ditemukan saat Ramadan, bubur ini agak lain dari bubur yang Anda kenal karena dibuat dengan menggunakan belasan jenis sayuran. Di antara belasan sayuran yang dominan adalah daun pakis, kacang panjang, toge, wortel, kol gambas, ubi jalar, daun kesum (daun khas Sambas) dan daun kunyit. Semua dipotong, lebih tepatnya diiris.

"Digemari waktu bulan puasa," kata Nurbaningsih (49), seorang pembuat bubur paddas di Sambas, kepada ANTARA News.

Semua bahan dicampur dalam beras yang telah ditumbuk nyaris halus bersama kunyit dan kelapa parut. Setelah itu ditaburi ketumbar, sahang (lada), garam dan penyedap rasa.

"Banyak sayurannya, rempah-rempah, apalagi ditambah kuah iga, ikan teri," sambung Nurbaningsih.

Air rebusan tulang iga, kikil, daging, ikan teri dan bakso niscaya membuat bubur ini semakin membangkitkan selera.

Menurut Nurbaningsih, dan dari apa yang disaksikan ANTARA News sendiri, bubur ini sebenarnya cocok disantap kapan saja, apalagi saat perut lagi keroncongan. Jadi, tidak melulu harus disantap setahun sekali pada bulan Ramadan.

Jangan mengira harga bubur ini mahal, hanya karena mengetahui begitu banyak bahan dan racikan yang disatukan dalam santapan khas nan eksotis ini.

Harganya ternyata hanya Rp10.000, untuk satu porsi normal.

"Tetapi jika ditambah bakso dan iga sapi, harganya enam belas ribu rupiah," tutup Nurbaningsih.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016