Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada Minggu (7/8) mengunjungi pasar-pasar di wilayah Tangerang, Banten untuk memantau perkembangan harga komoditas pangan seperti beras, bawang merah, gula, dan daging sapi.

"Ini tugas yang dimandatkan Presiden Jokowi kepada saya, yaitu mengendalikan harga pangan. Rakyat harus mendapatkan harga pangan yang terjangkau dengan tetap membuat kesinambungan dunia usaha," kata Enggartiasto, dalam keterangan pers yang diterima, Minggu.

Enggartiasto melakukan kunjungan ke pasar modern Bumi Serpong Damai (BSD) dan pasar rakyat, Pasar Anyar Tangerang. Menurutnya, ada tiga sektor prioritas yang menjadi pekerjaan rumah utama, yakni prioritas pengendalian harga, prioritas upaya kemandirian pangan, dan kesinambungan dunia usaha.

Blusukan kali ini untuk memastikan harga pangan pokok terjamin ketersediaannya dan terjangkau harganya, khususnya harga daging. Terkait masih tingginya harga daging sapi di pasar rakyat, Enggartiasto melakukan dialog dengan pemilik feedlot PT Tanjung Unggul Mandiri di Tangerang.

"Harga daging sapi dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kecederungan stabil pada tingkat harga yang tinggi. Kondisi ini tentu cukup memberatkan baik bagi konsumen maupun bagi pedagang karena omzetnya semakin turun," kata Enggartiasto.

Dalam peninjauan beberapa pasar di wilayah Tangerang tersebut, untuk memperoleh informasi ketersediaan barang kebutuhan segar. Enggartiasto menyatakan kunjungan ini juga sekaligus memantau pasar modern untuk dijadikan percontohan dalam pembangunan pasar-pasar rakyat.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berupaya untuk mewujudkan program pembangunan dan revitalisasi 5.000 pasar rakyat pada 2015-2019 sesuai mandat Presiden Joko Widodo dalam Nawacita.

"Kemendag berkomitmen membangun ekonomi kerakyatan melalui pembangunan sarana distribusi perdagangan antara lain pasar rakyat. Citra pasar rakyat harus berubah jadi pasar yang bersih, tidak bau, kering, tertib, dan teratur," kata Enggartiasto.

Enggartiasto menambahkan, pembangunan pasar rakyat tidak hanya akan fokus pada pembangunan pasar fisik, tetapi juga membangun sistem budaya yang mengedepankan interaksi antara penjual dan pembeli. Selain itu, pengelolaan pasar rakyat juga harus dibenahi agar dapat bersaing dengan pasar modern yang pengelolaannya lebih profesional.

Selain itu, pengelolaan pasar rakyat juga harus maksimal mengingat pasar rakyat merupakan lokasi utama pembelian barang kebutuhan pokok masyarakat karena produknya yang relatif segar.

Dalam kesempatan tersebut, Enggartiasto juga bertemu dan berdiskusi dengan beberapa perwakilan asosiasi seperti Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (ASPIDI), Asosiasi Industri dan Distributor Daging Indonesia (AIDDI) dan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI).

Selain itu juga bertemu dengan Asosiasi Pengusaha Protein Hewani Indonesia (APPHI), Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (GAPUSPINDO), National Meat Processor Association (NAMPA), serta beberapa perwakilan industri pengolah daging sapi.

Hasil diskusi akan menjadi masukan penting untuk merumuskan kebijakan baru dalam tata niaga daging sapi, termasuk tata kelola impornya.

"Pemerintah merumuskan kebijakan yang tepat dan efektif dalam menjaga kecukupan pasokan daging sapi di masyarakat dengan harga yang terjangkau," lanjut Enggartiasto.

Tercatat, pada tahun 2015, sebanyak 1.002 pasar rakyat sudah dibangun atau direvitalisasi. Tahun 2016, telah ditargetkan kembali pembangunan 1.000 pasar rakyat, dimana saat ini sudah terlaksana pembangunan 168 pasar melalui dana Tugas Perbantuan Kemendag dan 695 pasar melalui DAK. Sisanya akan dibangun setelah mendapatkan dana persetujuan dari Kemenkeu.

"Pemerintah akan mempercepat target revitalisasi pasar rakyat ini untuk tiga hal, yaitu menjaga laju sektor riil, meningkatkan fasilitas kemudahan berusaha, dan memperluas akses ekonomi masyarakat," kata Enggartiasto.***3***

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016