Jakarta (ANTARA News) - Penyedia layanan peminjaman peer to peer lending KoinWorks menghubungkan pemberi pinjaman dengan peminjam dengan lebih mudah melalui internet.

"Visi dan misi kami adalah melayani UKM di mana pun berada," kata Benedicto Haryono, Co-founder KoinWorks, dalam temu media kampanye Lazada Buatan Indonesia, di Jakarta, Senin.

"Kami dari awal memang melihat kami sangat beda dari bank karena bisnis modelnya pun berbeda, kami melihat masih banyak market di Indonesia yang belum dilayani oleh bank secara baik," sambung dia.

Benedicto menjelaskan bahwa proses aplikasi KoinWorks berlangsung dalam dua tahap, yang pertama pre-approval dimana KoinWorks memberikan approval dengan kondisi tertentu, kedua aplikasi approval yang hanya membutuhkan 15 menit.

"Kalau semua data lengkap, dalam 7 hari sudah dikucurkan dananya approval dalam 3 sudah selesai, dari pre-approval dan final approval," ujar dia.

Besar bunga pinjaman KoinWorks bisa dikatalan lebih rendah dibanding bank, yakni mulai 0,75 persen sampai 1,2 persen per bulan. Selain memberikan pinjaman, KoinWorks juga memungkinkan orang untuk menjadi pendana.

"Setiap orang bisa menjadi pendana karena kami punya nominal untuk mereka mulai mendanakan pinjaman mulai Rp 100.000, sangat kecil," kata Benedicto.

"Kami melihat justru orang-orang yang punya deposito atau simapanan uang dibawah 100 juta mereka punya return suku bunga masih rendah," lanjut dia.

Diluncurkan pada Maret 2016, Benedicto mengungkapkan bahwa KoinWorks telah memiliki 100 user pada Mei 2016. Dan, pada Agustus 2016, KoinWorks bekerja sama dengan Lazada dalam kampanye "Buatan Indonesia".

Untuk para seller yang tergabung dalam kampanye tersebut, Benedicto menjelaskan bahwa KoinWorks akan memberikan limit lebih dari Rp 250 juta menjadi Rp 1 miliar.

Kedepannya dengan framework baru yang ditawarkannya, Benedicto berharap KoinWorks dapat menjadi komplementer model bisnis bank.

 "Kami bukan ingin mengambil market yang sudah dilayani oleh bank, kami justru ingin melihat market yang belum dilayani karena konsep peer to peer ini berbeda, ada unsur sosial, ada unsur profitnya juga," pungkas dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016