Iran merupakan salah satu prioritas Pertamina."
Jakarta (ANTARA News) - Badan usaha milik dua negara, PT Pertamina (Persero) Indonesia dan National Iranian Oil Company (NIOC) Iran, menandatangani nota kesepahaman studi pendahuluan pengembangan dua ladang minyak skala besar di negara Timur Tengah itu.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin mengemukakan, kedua lapangan minyak raksasa di Iran itu adalah Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan-Asmari).

Kedua ladang yang berlokasi di daratan (onshore) Iran itu diperkirakan memiliki cadangan lebih dari lima miliar barel.

Penandatanganan dilakukan Dwi Soetjipto dan Managing Director NIOC Ali Kardor yang disaksikan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Republik Islam Iran merangkap Republik Turkmenistan Octavino Alimudin di Teheran, Iran.

Selain peluang bisnis hulu, kedua perusahaan juga sepakat menjajaki peluang bisnis lainnya.

Berdasarkan nota kesepahaman itu, Pertamina memiliki waktu enam bulan untuk melakukan studi dan selanjutnya menyampaikan proposal pendahulan untuk pengembangan kedua lapangan itu.

Dalam upaya penyiapan proposal tersebut, NIOC akan membuka informasi dan bekerja sama dengan tim Pertamina dalam bentuk kelompok kerja bersama (joint working group).

Pertamina berharap agar setelah nota kesepahaman, kerja sama Pertamina dan NIOC bisa terealisasi dalam bentuk lebih konkret berupa kesepakatan kontrak untuk kedua lapangan tersebut.

Saat ini Iran menyiapkan kontrak perminyakan Iran (Iranian Petroleum Contract) yang akan menandai babak baru industri migas di negara itu.

"Iran merupakan salah satu prioritas Pertamina. Kami serius melakukan investasi hulu yang akan mendukung Iran dalam meningkatan produksinya, di sisi lain langkah ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional," catat Dwi.

Selain bisnis hulu, Pertamina telah menyepakati kerja sama pasokan elpiji.

Rencananya, pengapalan perdana elpiji dari Iran ke Indonesia akan dilakukan pada September 2016.

"Tentu masih banyak peluang mengembangkan kerja sama kedua perusahaan seperti pengadaan minyak mentah dan kondensat, pengelolaan kilang LNG, petrokimia, pengeboran dan oil services," demikian Dwi Soetjipto.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016