... bukan mengapa harus kembali, tetapi harus menemukan suatu alasan yang sangat kuat mengapa untuk tidak kembali ke Indonesia...
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, memberikan pengarahan kepada ratusan penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan, yang tergabung dalam Persiapan Keberangkatan Angkatan 73 Barakuda, di Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat, Selasa.

Dalam pengarahan tersebut, Natalegawa menekankan pentingnya menjalin komunikasi antarbudaya sebagai bekal bagi para penerima penghargaan, khususnya yang bertujuan kuliah di luar negeri.

"Komunikasi antarbudaya merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa kita abaikan, karena kita tinggal di dunia dimana konektivitas global dan nasional adalah keniscayaan," kata Natalegawa, yang terkenal dengan Natalegawa Doctrine itu.

Kesempatan itu dimanfaatkan para penerima penghargaan-beasiswa LPDP untuk menimba pengalaman dan pengetahuan dari menteri luar negeri pada era Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Yudhoyono itu.

Natalegawa berharap para penerima beasiswa LPDP dapat membangun jaringan yang baik selama menempuh pendidikan pascasarjana dan doktoral mereka, sehingga kelak hal itu dapat bermanfaat untuk kebaikan masa depan mereka.

Dia juga meminta kepada para penerima penghargaan-beasiswa untuk kembali ke Tanah Air usai menyelesaikan pendidikan mereka.

"Pertanyaannya adalah bukan mengapa harus kembali, tetapi harus menemukan suatu alasan yang sangat kuat mengapa untuk tidak kembali ke Indonesia. Sehingga pemicu emosional-nya adalah kecintaan kepada Tanah Air kita, terutama memahami dan mengetahui betapa bersyukurnya kita di Indonesia ini," ujarnya.

Persiapan Keberangkatan Angkatan 73 bagi para penerima beasiswa LPDP dilaksanakan selama enam hari sejak Senin (8/8) hingga Sabtu (13/8) dengan mengambil tema Budaya Berteknologi untuk Masyarakat.

Selain menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai bidang, para peserta PK-73 Barakuda juga akan melakukan kunjungan perusahaan ke maskapai Garuda Indonesia Airlines. 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016