Kedua produk tersebut memiliki corak eksotik yang dapat memikat mata setiap orang
Jakarta (ANTARA News) - Produk tenun khas Indonesia harus menjadi andalan, mengikuti jejak batik yang telah lebih dulu dikenal dunia, demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada "Pameran Wastra Tenun Nusantara” di Plasa Pameran Industri.

"Ini salah satu industri kreatif yang harus didorong. Sesudah batik, tenun harus menjadi andalan Indonesia. Apalagi tenun ini hampir di seluruh provinsi Indonesia yang memiliki ciri masing-masing," kata Airlangga di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa.

Untuk itu, Airlangga mengimbau para perajin industri kecil dan menengah (IKM) tenun untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya alam sekitar baik yang di dapat dari kebun maupun pekarangan rumah.

Bahan di sekitar perajin tersebut dapat juga dikembangkan menjadi bahan baku utama, mulai dari kapas hingga bahan pewarna alami.

"Upaya tersebut yang akan kami arahkan, penggunaan bahan baku produksi tenun secara swadaya," kata Airlangga.

Pameran yang diselenggarakan oleh Kemenperin bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Dekranas Mufidah Jusuf Kalla dan dihadiri Pengurus Dekranas dan Ibu-ibu OASE Kabinet Kerja.

Di samping itu, Kemenperin fokus mendorong pertumbuhan dan pengembangan IKM tenun di dalam negeri melalui berbagai pembinaan mulai dari bimbingan teknis, bantuan start-up mesin peralatan, pemberian dampingan tenaga ahli hingga pemasaran.

"Kami juga menyarankan kepada perajin IKM tenun agar memanfaatkan peran Balai Besar Kemenperin untuk mencari solusi permasalahan pada produksi maupun dalam meningkatkan produktivitas melalui kegiatan penelitian dan pengembangan," ujarnya.

Batik dan tenun adalah produk kerajinan wastra unggulan Indonesia yang dikenal hingga ke mancanegara.

Selain batik, produk tenun juga memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap kinerja industri mode nasional.

Pada 2015, produk mode Indonesia telah berhasil memperoleh pangsa pasar yang besar di skala global dengan nilai ekspor mencapai 7,28 miliar dolar AS.

"Seiring teknologi pembuatan tenun yang sudah semakin baik, peluang pasar produknya akan kita dorong untuk bisa masuk ke pasar internasional," lanjutnya.

Airlangga menjelaskan, tenun dibuat dalam berbagai warna, corak dan ragam hias yang memiliki keterkaitan erat dengan kepercayaan, lingkungan alam serta menjadi bagian penting yang merepresentasikan budaya dan nilai sosial yang berkembang saat ini.

Dalam segi fungsi, tenun memiliki beragam kegunaan antara lain, sebagai busana upacara adat, sebagai mahar dalam perkawinan maupun sebagai penunjuk status sosial.

Potensi tenun hingga kini telah tersebar hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia, mulai dari kain tenun ulos di Sumatera Utara, tenun troso di Jepara, tenun endek di Bali, hingga tenun rote di Nusa Tenggara Timur.

"Kreativitas para perajin tenun yang tersebar di seluruh nusantara dalam menghasilkan desain berciri khas menjadi suatu corak budaya," kata Airlangga.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016