Rembang (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno menganggap kehidupan warga Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang yang berdekatan dengan pabrik semen cukup tenang dan tidak terjadi konflik pro dan kontra seperti pemberitaan media selama ini.

"Kami justru prihatin terhadap laporan warga kepada Presiden RI selama ini karena Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Rembang ini merupakan desa yang menyenangkan dan warganya juga ramah, hidup tenang, dan memiliki tempat tinggal yang bagus," ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Rembang untuk mendengar aspirasi warga terkait polemik pembangunan Pabrik Semen Indonesia di Rembang, Selasa.

Menteri BUMN juga sempat berkunjung ke plant site pabrik semen Indonesia di Rembang dengan didampingi Bupati Rembang Abdul Hafid dan beberapa Direktur perusahaan BUMN seperti PLN, Bank BTN dan BRI.

Menurut dia, kondisi warga Desa Tegaldowo tidak seperti yang diberitakan di media bahwa terjadi konflik antara warga penolak dan pendukung pembangunan pabrik semen.

Bupati Rembang Abdul Hafid menjelaskan, bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Rembang saat ini mencapai 19 persen.

"Kami menargetkan angka kemiskinan tersebut bisa turun hingga 11 persen dalam jangka waktu lima tahun mendatang," ujarnya.

Untuk merealisasikannya, kata dia, tentu dibutuhkan dukungan pihak ketiga, khususnya terkait pemanfaatan potensi tambang dengan menggandeng pihak ketiga termasuk perusahaan BUMN Semen Indonesia untuk mendirikan pabrik di Rembang.

Hadirnya pabrik Semen Indonesia di Rembang jumlah, kata dia, memang ada yang kontra, namun jumlahnya hanya 10 persen, sedangkan mayoritas warga justru mendukung pendirian pabrik.

"Pemkab Rembang juga mentaati segala aturan terkait pembangunan pabrik semen di Rembang," ujarnya.

Perwakilan warga Desa Tegaldowo, Dwi Joko yang berprofesi sebagai guru di hadapan Menteri BUMN mengakui, kondisinya desanya pada tahun 1988-an sangat miskin dan tidak ada jaringan listrik serta kondisi jalan yang tidak baik.

Akan tetapi, lanjut dia, sejak tahun 1996 dengan adanya penambangan di daerah tersebut, taraf hidup warga menjadi meningkat karena banyak warga yang bekerja sebagai penambang.

"Masuknya pabrik Semen Indonesia tentunya diharapkan bisa mendongkrak kemajuan desanya," ujarnya.

Terkait dampak lingkungan, dia meyakini, bisa ditangani oleh perusahaan karena saat ini dilengkapi teknologi canggih seperti halnya pabrik semen milik perusahaan pelat merah tersebut di Tuban.

Ketersediaan air di Tuban, kata dia, cukup melimpah dan sawah dapat panen hingga tiga kali dalam setahun.

Sementara warga lainnya, Tri Ningsih yang juga warga Timbrangan mengatakan, warga yang berada di ring satu yang menolak pembangunan pabrik semen saat ini berpenampilan berbeda dari warga biasanya.

"Warga yang kontra dengan pabrik semen mengenakan pakaian serba hitam dengan mengenakan sanggul kepala," ujarnya.

Pakaian tersebut, kata dia, selalu digunakan ketika sedang beraksi menolak pabrik semen.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016