PBB, New York (ANTARA News) - Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada Selasa (9/8) meluncurkan kegiatan untuk membantu memberi makan 385.000 di bagian timur-laut Nigeria, tempat perdamaian dan keamanan terancam oleh kelompok fanatik Boko Haram.

Badan PBB tersebut menyatakan sebanyak 10 juta dolar AS diperlukan untuk memasok benih, pupuk dan perlengkapan irigasi untuk orang-orang yang kehilangan tempat tinggal di daerah tersebut dan rakyat yang menampung mereka, kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq dalam taklimat harian di Markas Besar PBB, New York.

"FAO menyatakan selama beberapa tahun, kegiatan normal pertanian dan penangkapan ikan telah terhambat oleh konflik," kata Haq, seperti dilaporkan Xinhua.

"Tapi tahun ini, wilayah penting yang sebelumnya dikuasai oleh Boko Haram sudah bisa didatangi untuk pengiriman bantuan kemanusiaan," katanya.

FAO menyatakan saat ini merupakan kesempatan penting untuk menanggulangi tingkat yang mengkhawatrkan dari kondisi rawan pangan di bagian timur-laut Nigeria," kata Haq.

Petempur Boko Haram melarikan diri dari pasukan multinasional di bagian timur-laut Nigeria. Aksi perlawanan tujuh tahun Boko Haram telah menewaskan lebih dari 20.000 orang, memaksa 2,2 juta orang meninggalkan rumah mereka dan menyebar di seluruh perbatasan Nigeria.

Berlanjutnya kegiatan pertanian di bagian timur-laut Nigeria adalah prioritas tertinggi guna menjamin bahwa rakyat dapat memproduksi cukup makanan untuk diri mereka. Ini termasuk orang-orang yang menjadi pengungsi di dalam negerinya sendiri akibat konflik, serta masyarakat yang telah menampung mereka.

Semua orang itu sangat memerlukan bantuan mendesak untuk memulihkan kehidupan mereka, yang kebanyakan bertumpu pada pertanian, penangkapan ikan dan produksi ternak.

"Selama tiga sampai empat tahun terakhir, itu tak mungkin dilakukan akibat konflik," kata Bukar Tijani, Asisten Direktur Jenderal dan Wakil Regional FAO buat Afrika.

Lebih dari tiga juta orang terpengaruh oleh kondisi rawan pangan akut di Negara Bagian Borno, Yobe dan Adamawa di bagian timur-laut Nigeria, kata FAO.

Tiga musim tanam berturut-turut telah gagal akibat pertempuran di bagian timur-laut Nigeria. Selain itu, besarnya arus orang yang menyelamatkan diri dari serangan yang berulangkali dilancarkan Boko Haram telah menekan masyarakat yang sudah miskin dan rentan yang menampung mereka.

Kehidupan rentan pertanian dan peternakan mereka juga menghadapi tekanan sehingga menambah parah kondisi genting keamanan gizi dan pangan, kata Badan PBB tersebut.

Kegagalan untuk membangun kembali ekonomi pedesaan akan berubah jadi kekurangan peluang kerja dengan konsekuensi yang berbahaya termasuk fanatisme pemuda dan masuknya anggota kelompok bersenjata, sehingga menimbulkan kerusuhan yang terus berlanjut, demikian peringatan FAO.

Sebaliknya, dimulainya kembali produksi pangan di daerah yang baru bisa didatangi akan memiliki manfaat tambahan dalam mendorong warga yang terusir dari rumah mereka untuk pulang, dan pada saat yang sama memberi sumbangan pada peningkatan gizi dan kesehatan mereka.

(U.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016