London (ANTARA News) - Para ilmuwan di Brasil yang mempelajari kemungkinan hubungan antara infeksi virus Zika di rahim dengan cacat sendi parah pada bayi, mengatakan kemungkinan tersebut perlu ditambahkan ke dalam daftar kondisi yang harus diperhatikan.

Dalam analisa terhadap tujuh kasus anak-anak dengan cacat sendi, para peneliti mengatakan keadaan itu - kondisi yang dikenal dengan arthrogryposis - bisa jadi diakibatkan efek Zika pada saraf-saraf motorik bayi yang masih berkembang, sel-sel yang mengendalikan kontraksi atau relaksasi otot.

Pada seluruh kasus, ibu juga tercatat mengalami infeksi Zika, ruam yang mirip disebabkan oleh Zika saat kehamilan, atau melahirkan bayi berkepala kecil.

Wabah Zika pertama kali dideteksi pada 2015 di Brasil, yang terkait dengan lebih dari 1.700 kasus mikrosefalus, cacat lahir yang ditandai dengan ukuran kepala kecil dan bisa mengarah pada masalah pertumbuhan yang parah pada bayi.

Virus yang dibawa oleh nyamuk ini berkembang pesat ke seluruh Amerika dan baru-baru ini mulai menyebar ke Amerika Serikat, di mana nyamuk Aedes aegypti berkembang di wilayah selatan yang hangat.

Karena penelitian terbaru yang dipublikasikan di British Medical Journal (BMJ) pada Selasa ini merupakan studi pengamatan dengan melihat kasus-kasus arthrogryposis, hasilnya tidak bisa digunakan untuk menarik kesimpulan apakah Zika merupakan penyebab langsung.

Namun para ilmuwan yang bermarkas di Recife - kota di Brasil yang menjadi pusat epidemi Zika - mengatakan, kondisi tersebut kemungkinan berkaitan dengan cara Zika berefek pada otak dan cara saraf motorik membawa sinyal-sinyal ke otot bayi sebelum lahir.

Jika sinyal-sinyal itu lemah atau tidak mencukupi, bisa mengarah pada posisi bayi yang tidak berubah di dalam rahim sehingga menyebabkan kelainan pada sendi-sendi bayi, kata Vanessa van der Linden, seorang peneliti pada Asosiasi untuk Membantu Anak Difabel Recife, yang memimpin studi tersebut.

"Kami tidak tahu pasti, namun kami rasa ada masalah dengan saraf motorik... dan bahwa kerusakannya kemungkinan karena virus," katanya dalam wawancara melalui telepon. "Kami perlu mempelajari lebih banyak kasus untuk lebih memahaminya."

Seluruh anak dalam studi itu juga menunjukkan tanda-tanda pengapuran otak, kondisi di mana kalsium menumpuk di dalam otak. Para ilmuwan berpikir infeksi Zika merusak sel-sel otak dan membentuk luka parut tempat kalsium menumpuk.

Para ilmuwan saat ini menyatakan kaitan kuat antara Zika dan mikrosefalus, namun Jimmy Whitworth, guru besar Kesehatan Masyarakat Internasional pada Fakultas Kedokteran Tropis dan Ilmu Kesehatan London mengatakan, temuan terbaru ini, bersama dengan riset-riset lain, juga mengungkap lebih banyak konsekuensi merugikan Zika.

"Menjadi semakin jelas bahwa virus ini bisa menyebabkan ketidaknormalan lain yang lebih luas termasuk cacat penglihatan dan pendengaran serta kerusakan otak pada bayi dengan ukuran kepala kecil," katanya.

Temuan bahwa bayi yang terkena efeknya semua memiliki pola kerusakan saraf perifer yang menyebabkan pengerutan sendi, "sesuai dengan pemahaman kami bahwa virus Zika terutama merusak jaringan saraf", katanya, seperti dilaporkan Reuters.

(Uu.S022/)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016