Jakarta (ANTARA News) - Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) mengatakan Indonesia akan memberlakukan sistem box office terintegrasi di mana bioskop melaporkan data statistik transparan seputar penayangan film. 

Data ini berisi mulai dari jumlah penonton, berapa layar bioskop yang menayangkan sebuah film dan persebaran penonton di tiap daerah.

"Bioskop yang ikut memberikan data akan mendapat insentif," kata Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah BEKRAF Endah Wahyu Sulistianti di Korea-Indonesia Cinema Global Networking di Jakarta, Rabu.

Selama ini, data tersebut tidak dipaparkan secara transparan oleh bioskop. Produser juga biasanya harus mencari tahu sendiri ke bioskop-bioskop mengenai data penayangan film mereka.

"Itu (sistem box office terintegrasi) bisa jadi database buat produser film untuk mengembangkan filmnya lebih lanjut," kata Endah.

Sistem box office terintegrasi di bawah Pusat Pengembangan Film Kemendikbud ditargetkan selesai tahun ini. Sistem tersebut nantinya digunakan untuk memetakan pasar film nasional, memastikan promosi film lebih tepat sasaran hingga menyelenggarakan lokasi pertunjukan baru.

BEKRAF bersama Korean Film Council (KOFIC) menyelenggarakan Indonesia-Korea Cinema Global Networking di Jakarta pada 10-12 Agustus 2016. 

Dalam acara ini, para pelaku industri perfilman di Indonesia, seperti rumah produksi dan perusahaan jasa efek visual, computer design dan animasi, diberi kesempatan bekerjasama dengan pihak Korea.

Lima belas perusahaan film Korea datang untuk mempererat hubungan dengan lebih dari 20 perusahaan film Indonesia.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016